
Sampai di kantor Area Tanjung
Priok, kami disambut oleh Pak Dwi selaku penanggungjawab P2TL untuk Area Tanjung Priok. Di sana kami fokus
berdiskusi tentang kompleksnya permasalahan di Tanah Merah. Mulai dari
penyambungan listrik yang illegal, hingga konflik kepemilikan tanah. Dan saat
itu kami tertarik dengan banyaknya warga Tanah Merah yang terkena P2TL. Setelah
dirasa cukup, kami ditugaskan untuk turun langsung ke lapangan meliput ke Tanah
Merah yang kebetulan waktu itu sedang ada kegiatan pemutusan listrik oleh
petugas PLN.
Sesampainya di Tanah Merah, kami
disambut dengan jalan berlubang dan genangan air bekas hujan yang masih
terperangkap. Banyak terlihat rumah warga yang tidak memiliki meteran listrik,
dan tumpukan-tumpukan sampah yang sudah tidak baru lagi. Banyak warga
berkerumun melihat kedatangan kami dengan baju hitam putih berdasi lengkap
dengan sepatu pantofel. Kami mencoba menyapa warga dengan pendampingan Bapak Irwan
pegawai PLN dari Area Tanjung Priok yang tahu banyak tentang permasalahan
listrik di Tanah Merah.
Kami menemui beberapa petugas
pelaksana teknis PLN yang didampingi oleh petugas kepolisian. Ada lebih dari 10
petugas pelaksana teknis yang bertugas saat itu. Mereka melakukan pemutusan
sambungan bagi warga yang belum telah melewati masa tenggang dari pelaksanaan
P2TL, dan juga melakukan pemantauan kondisi listrik sambungan-sambungan listrik
warga yang malang melintang di gang-gang kampung di Tanah Merah. Selain itu,
petugas juga menerima pendaftaran bagi warga yang ingin langsung mendaftarkan
diri sebagai pengguna listrik yang sah dan sesuai dengan aturan Negara. Yaitu
memasang meteran, dan membayar sejumlah uang untuk menjaga agar aliran listrik
tetap mengalir.
Warga Tanah Merah hampir 100%
adalah warga pendatang dari luar daerah, bahkan dari luar Pulau Jawa. Pak
Nursalim salah satu warga Tanah Merah asal Nusa Tenggara Barat, sudah menetap
di Tanah Merah sejak tahun 1999. Beliau termasuk salah satu dari beberapa warga
yang memulai dibangunnya pemukiman warga di Tanah Merah. Dinding triplek dan
bambu adalah bahan utama pembangunan. Meskipun kini sudah banyak juga warga
yang membangun rumahnya secara permanen.
Ketika ditemui saat itu, Pak
Nursalim mendaftarkan diri untuk pasang baru. Kami tanyakan kenapa beliau baru
memutuskan untuk pemasangan sekarang, beliau mengungkapkan ada rasa trauma
karena beberapa kali ditipu oleh oknum yang mengaku bisa memasangkan listrik
secara legal yang ternyata uang yang dibayarkan dibawa kabur dan entah dimana.
Beliau baru berani memasang setelah ada kesepakatan dengan seluruh warga yang
dipimpin oleh ketua RT setempat.
Setelah beberapa saat
berinteraksi dengan warga dan melihat keadaan sekitar, kami memutuskan untuk
mengakhiri perjalanan siang itu. Dan kami kembali berjalan menuju kendaraan
kami untuk melaksanakan perjalanan menuju Area Tanjung Priok.
Banyak hal yang bisa kami
pelajari di sana, utamanya tentang perjuangan hidup dan bagaimana mensyukuri
apa yang sudah kita dapatkan dalam kehidupan kita. Masih banyak saudara kita di
luar sana yang hidup dengan penuh kesederhanaan, dan perlu perjuangan keras
untuk bertahan hidup. Mereka melakukan penyambungan illegal bukan semata-mata
niat untuk membebaskan diri dari kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia,
namun karena sengketa tanah yang mereka tinggali dan tak kunjung usai, hingga
menarik masalah-masalah lain dan menjadi masalah yang kompleks di kompleks
Tanah Merah. Bersyukurlah kawan…
#HumasPLNProject #SiswaPrajabatan #PLNUdiklatBogor #PLN53
#HumasPLNProject #SiswaPrajabatan #PLNUdiklatBogor #PLN53
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut