Kamis, 28 Juli 2016

Site Visit Laboraturium Udiklat Bogor


     Siswa PLN pembidangan humas angkatan 53 Hari Kamis (28/7) ini melakukan site visit di Laboratorium Udiklat Bogor. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari materi yang ditujukan bagi calon pegawai-pegawai PT PLN (Persero), dimaksudkan agar mampu mengenali PLN lebih jauh sebelum benar-benar diangkat menjadi pegawai PLN.
     Bersama Bapak Yahya Santoso selaku instruktur yang membimbing kami,pagi itu kegiatan dimulai dengan penjelasan dari beliau tentang proses listrik dari pembangkitan, transmisi hingga didistribusikan kepada pelanggan. Penjelasan berlangsung seru dan tidak membosankan, beliau mampu mengangkat suasana saat itu, memberi penjelasan disertai dengan candaan-candaan khas beliau. Sampai tiba saatnya waktu untuk istirahat.
     Pukul 13:30 kami mulai keluar dari kelas dengan membawa buku catatan seperlunya dan juga kamera. Perjalanan kami dimulai dari Gedung Soetomo. Di sana merupakan gedung yang menyimpan berbagai alat penampang dan perlengkapan mengenai transmisi. Di luar gedung terdapat banyak macam trafo, yaitu alat pengatur tegangan listrik yang biasa ditempatkan di jalur transmisi. Berguna untuk menurunkan tegangan di gardu induk listrik. Trafo juga terdiri dari trafo step up dan trafo step down. Trafo step up berguna untuk menaikkan tegangan, biasa digunakan di gardu induk yang berasal dari pembangkit. Sedangkan trafo stepdown berguna untuk menurunkan tegangan, biasa digunakan di gardu induk yang menuju gardu distribusi.
     Masih di gedung yang sama, kami juga dijelaskan mengenai gardu pengatur beban milik Udiklat Bogor. Di dalam ruangan yang kira-kira berukuran 3x3 itu, terdapat trafo, sekring dan saklar. Mendengar namanya, ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi yang sering kami lihat di rumah. Sekring dan saklar di sini berukuran besar, karena harus mengatur tegangan yang cukup tinggi untuk menyuplai Udiklat Bogor, yaitu sebesar 20000 volt atau 20KV. Dari 20KV listrik tersebut, masuk ke gardu yang berukuran 3x3 itu diturunkan menjadi 400 volt, dan distribusikan ke seluruh bangunan dan infrastruktur Udiklat Bogor yang membutuhkan listrik. Udiklat Bogor menggunakan 3 fasa, jadi jika salah satu atau bahkan dua fasanya mati, aliran listrik di Udiklat Bogor tidak akan “mati lampu”.
     Kemudian kami melanjutkan menuju Gedung Soetami. Gedung itu merupakan laboratorium pembangkit.  Terdapat mesing penggerak/pembangkit berupa diesel yang ukurannya cukup besar, mungkin sebesar bis kota yang biasa kami lihat. Kekuatannya adalah 10 silinder, yang mampu bergerak dan mampu menghasilkan listrik maksimal 4 MW. Besar kecilnya listrik yang dihasilkan, bergantung dengan besar generator yang digerakkannya. Mesin itu berbahan bakar solar industri, yang lebih kental dari solar biasa. “Sekali menyala dalam waktu kurang dari satu menit, sudah mampu menghabiskan solar sebanyak 100 liter”, ungkap Bapak Yahya saat itu.
     Di tempat itu juga terdapat berbagai piranti pendukung di tempat pembangkitan seperti mesin turbo charger, dan berbagai pernik instalasi yang disematkan di mesin-mesin pembangkit PLN. Di akhir pertemuan, kami dihadapkan pada dua buah diesel caterpillar yang berguna sebagai back up tenaga listrik jika aliran yang berasal dari jaringan transmisi PLN mati. Diesel itu otomatis akan menyala dan mengaliri listrik ke seluruh wilayah Udiklat Bogor. Sebelum kami mengakhiri perjalanan waktu itu, Bapak Yahya Santoso berkenan menunjukkan kepada kami bagaimana diesel bekerja. Beliau bersedia menghidupkan mesin tersebut. Dengan bantuan dua staf nya, diesel tersebut beroprasi. Mengeluarkan bunyi khas Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, bunyi yang keras dan juga bau asap hasil emisi dari mesin tersebut.
     Dengan berakhirnya perjalanan di Gedung Soetami tersebut, berakhir pula perjalanan site visit kami hari itu. Kami menyempatkan berfoto-foto di ruangan pembangkit yang penuh dengan mesin-mesin besar tersebut. Dan tak lupa kami juga mengajak foto bersama Bapak Yahya Santoso, sebelum berpamitan dan mengakhiri kelas hari itu.

#HumasPLNproject #SiswaPrajabatan #UdiklatBogor

Rabu, 27 Juli 2016

PLN Mulai Gunakan Tenaga Sampah Sebagai Sumber Energi Listrik

Peduli dengan sampah kota Surabaya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL) berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) yang berasal dari sampah menggunakan teknologi Zero Waste dengan kapasitas 8,31 Mega Watt (MW). Penandatanganan ini dilakukan oleh General Manager Distribusi Jawa Timur Yugo Riatmo dengan PT Sumber Organik, dan disaksikan oleh Pemerintah Kota Surabaya yang diwakili Kepala Dinas Pertambangan serta Direktur PLN Regional Jawa Timur dan Bali, Amin Subekti.
Penandatangan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo Tahap 2 kapasitas 8,31 MW dilaksanakan disela-sela kegiatan Rapat Koordinasi PLN Regional Jawa Bagian Timur dan Bali (PLN JBTB) di Madiun (19/7/2016). Benowo tahap 2 yang direncanakan beroperasi tahun 2019 merupakan kelanjutan Benowo tahap 1 kapasitas 1,65 MW yang sudah beroperasi sejak 30 November 2015 lalu.
Selain itu dalam acara yang sama juga dilakukan Penandatanganan Berita Acara Financial Date untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Lodagung 1,3 MW – Wlingi, Kabupaten Blitar antara PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur dengan Perum Jasa Tirta I (PJT I).
Tidak hanya itu, dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan PJBL Excess Power dari Pembangkit Listrik Pabrik Gula Pesantren Baru dengan teknologi Co Generation kapasitas 3 MW milik PT Perkebunan Nusantara X di Kediri.
Dengan ditandatanganinya PJBL ini, secara keseluruhan PLN Distribusi Jawa Timur telah bekerjasama membangun Pembangkit EBT sebesar  15,79 MW, meliputi PLTSa Benowo Surabaya 8,31 MW, PLTSa Benowo 1 sebesar 1,65 MW menggunakan teknologi Sanitary Landfill, Excess Power Kediri 3 MW, PLTM Pacet Mojokerto 1,5 MW, PLTM Lodagung sebesar 1,3 MW dan PLTM Seloliman Excess Power Mojokerto sebesar 30 Kilo Watt (kW).
Direktur Bisnis Regional Jawa Timur dan Bali, Amin Subekti dalam keterangan resmi menuturkan bahwa penandatanganan ini sebagai wujud nyata pemanfaatan EBT yang menjadi salah satu fokus PLN Sesuai dengan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Sementara itu, terkait pasokan listrik di Jawa Timur saat ini mencapai 8600 MW dengan beban puncak sebesar 6000 MW, artinya saat ini Jawa timur mengalami surplus sebesar 2600 MW. Secara sistem kelistrikan Jawa timur saat ini masuk kedalam sistem interkoneksi listrik Jawa Bali.

#HumasPLNProject #UdiklatBogor #SiswaPrajabatan

Senin, 25 Juli 2016

Proyek Baru Disiapkan Untuk Lebih Menerangkan Bangsa

Adanya sebuah peningkatan yang signifikan dalam hal kapasitas listrik yang direncanakan untuk pengadaan di tahun 2025. Langkah ini diambil untuk menarik investor di pasar listrik dengan membangun independent power producers (IPP) baru.
Dalam versi final Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), PLN mendapatkan jatah tambahan 80,5 gigawatt dalam sembilan tahun ke depan, naik dari 70.4 pada draft sebelumnya.
Direktur Perencanaan Perushaan PLN, Nicke Widyawati mengatakan perusahaan telah memutuskan untuk memperluas angka karena beberapa faktor , termasuk kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan industri lokal dan mengakomodasi sasaran energi baru dan terbarukan.
Peningkatan kapasitas ini sebagian besar disebabkan oleh fakta dilapangan bahwa kita harus memenuhi target 19,6 persen dari listrik yang dihasilkan oleh sumber-sumber baru dan terbarukan pada tahun 2025, ” tambahnya , Jumat
Menurut RUPTL tersebut , listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 14,5 GW dan listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga panas bumi harus mencapai 6,1 GW . Listrik yang bersumber dari sumber-sumber baru dan terbarukan lainnya juga diperkirakan akan meningkat menjadi 1,9 GW .
Tingkat elektrifikasi nasional mencapai 55.528 MW pada akhir 2015, 70 persen dari yang dikembangkan oleh PLN , sementara sisanya dikembangkan oleh IPP dan utilitas listrik swasta.
Setelah serangkaian perbedaan pendapat tentang RUPTL tersebut , Presiden Joko ” Jokowi ” memerintahkan PLN untuk memungkinkan keterlibatan lebih dari sektor swasta dan untuk mengembangkan sumber energi baru dan terbarukan .
Sementara itu, Direktur Eksekutif  Institute for Essential Services Reform ( IESR ), Fabby Tumiwa setuju bahwa kapasitas listrik yang lebih besar pasti akan menarik lebih banyak investor swasta , terutama karena teknologi energi baru dan terbarukan yang menjadi jauh lebih murah dan lebih kompetitif.

Jumat, 22 Juli 2016

Catatan Singkat Siswa Prajabatan Humas PLN ke Tanah Merah

Pagi itu Rabu 20 Juli 2016, kami 16 Siswa Prajabatan Humas PLN melaksanakan pembelajaran di Distribusi Jakarta Raya (Disjaya). Kami mendapatkan tugas untuk melakukan liputan lapangan di empat tempat di Jakarta, antara lain adalah di Kantor Distribusi (KD), Area Menteng, Area Bandengan dan Area Tanjung Priok. Siswa Prajabatan Humas PLN 53 dibagi menjadi empat kelompok, beberapa dari kami mendapatkan jatah untuk meliput di Area Tanjung Priok, dan Kali ini kami akan berbagi tentang pengalaman liputan kami di Area Tanjung Priok.
Sampai di kantor Area Tanjung Priok, kami disambut oleh Pak Dwi selaku penanggungjawab P2TL  untuk Area Tanjung Priok. Di sana kami fokus berdiskusi tentang kompleksnya permasalahan di Tanah Merah. Mulai dari penyambungan listrik yang illegal, hingga konflik kepemilikan tanah. Dan saat itu kami tertarik dengan banyaknya warga Tanah Merah yang terkena P2TL. Setelah dirasa cukup, kami ditugaskan untuk turun langsung ke lapangan meliput ke Tanah Merah yang kebetulan waktu itu sedang ada kegiatan pemutusan listrik oleh petugas PLN.
Sesampainya di Tanah Merah, kami disambut dengan jalan berlubang dan genangan air bekas hujan yang masih terperangkap. Banyak terlihat rumah warga yang tidak memiliki meteran listrik, dan tumpukan-tumpukan sampah yang sudah tidak baru lagi. Banyak warga berkerumun melihat kedatangan kami dengan baju hitam putih berdasi lengkap dengan sepatu pantofel. Kami mencoba menyapa warga dengan pendampingan Bapak Irwan pegawai PLN dari Area Tanjung Priok yang tahu banyak tentang permasalahan listrik di Tanah Merah.
Kami menemui beberapa petugas pelaksana teknis PLN yang didampingi oleh petugas kepolisian. Ada lebih dari 10 petugas pelaksana teknis yang bertugas saat itu. Mereka melakukan pemutusan sambungan bagi warga yang belum telah melewati masa tenggang dari pelaksanaan P2TL, dan juga melakukan pemantauan kondisi listrik sambungan-sambungan listrik warga yang malang melintang di gang-gang kampung di Tanah Merah. Selain itu, petugas juga menerima pendaftaran bagi warga yang ingin langsung mendaftarkan diri sebagai pengguna listrik yang sah dan sesuai dengan aturan Negara. Yaitu memasang meteran, dan membayar sejumlah uang untuk menjaga agar aliran listrik tetap mengalir.
Warga Tanah Merah hampir 100% adalah warga pendatang dari luar daerah, bahkan dari luar Pulau Jawa. Pak Nursalim salah satu warga Tanah Merah asal Nusa Tenggara Barat, sudah menetap di Tanah Merah sejak tahun 1999. Beliau termasuk salah satu dari beberapa warga yang memulai dibangunnya pemukiman warga di Tanah Merah. Dinding triplek dan bambu adalah bahan utama pembangunan. Meskipun kini sudah banyak juga warga yang membangun rumahnya secara permanen.
Ketika ditemui saat itu, Pak Nursalim mendaftarkan diri untuk pasang baru. Kami tanyakan kenapa beliau baru memutuskan untuk pemasangan sekarang, beliau mengungkapkan ada rasa trauma karena beberapa kali ditipu oleh oknum yang mengaku bisa memasangkan listrik secara legal yang ternyata uang yang dibayarkan dibawa kabur dan entah dimana. Beliau baru berani memasang setelah ada kesepakatan dengan seluruh warga yang dipimpin oleh ketua RT setempat.
Setelah beberapa saat berinteraksi dengan warga dan melihat keadaan sekitar, kami memutuskan untuk mengakhiri perjalanan siang itu. Dan kami kembali berjalan menuju kendaraan kami untuk melaksanakan perjalanan menuju Area Tanjung Priok.

Banyak hal yang bisa kami pelajari di sana, utamanya tentang perjuangan hidup dan bagaimana mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan dalam kehidupan kita. Masih banyak saudara kita di luar sana yang hidup dengan penuh kesederhanaan, dan perlu perjuangan keras untuk bertahan hidup. Mereka melakukan penyambungan illegal bukan semata-mata niat untuk membebaskan diri dari kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia, namun karena sengketa tanah yang mereka tinggali dan tak kunjung usai, hingga menarik masalah-masalah lain dan menjadi masalah yang kompleks di kompleks Tanah Merah. Bersyukurlah kawan…
#HumasPLNProject #SiswaPrajabatan #PLNUdiklatBogor #PLN53

Rabu, 20 Juli 2016

PLN Disjaya Gencar Meminimalisir Pencurian Listrik

Kamis, 21 Juli 2016 - Pencurian listrik oleh oknum-oknum masyarakat masih marak terjadi. Pencurian listrik ini memiliki modus yang bermacam-macam, namun tujuannya sama yakni agar tagihan penggunaan listrik menjadi lebih murah. Selain pencurian, cukup banyak juga masyarakat yang tidak membayar tagihan listrik meskipun telah menjadi pelanggan dan menggunakan listrik yang disalurkan oleh PT PLN (Persero).
PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) hingga saat ini terus gencar dalam meminimalisir terjadinya pencurian listrik. Beberapa solusi nyata juga telah dicanangkan dalam memberantas pencurian listrik. Salah satu diantaranya adalah pemasangan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). Pencurian listrik dan pemasangan listrik yang asal-asalan oleh para pedagang kaki lima menjadi alasan Disjaya untuk memasang SPLU tersebut. Beberapa SPLU yang akan dipasang antara lain di daerah kompleks rusun Dakota dan Cengkareng.
Dalam memerangi permasalahan pencurian listrik ini, PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) memiliki cara-cara untuk mengetahui siapa pelaku pencurian listrik. Manajer Komunikasi, Hukum dan Administrasi PLN Disajaya Aries Dwiyanto mengungkapkan bahwa Disjaya kerap mendapatkan laporan dari masyarakat mengenai adanya pencurian listrik. Selain itu, Disjaya juga sering melakukan inspeksi dadakan dengan cara memeriksa langsung secara random pengguna atau pelanggan listrik yang sebelumnya memang sudah dicurigai.
Kecurigaan pada pelanggan bisa muncul dengan adanya indikasi-indikasi tertentu seperti tagihan penggunaan listrik yang lebih kecil dari konsumsi listrik. "Kita tahu listrik yang keluarkan sekitar 1 juta Kwh ternyata yan masuk (dibayar) cuma 700 KWh, di situ ada listrik ilegal, kami operasi di situ," tutur Aris yang dilansir oleh liputan6.com.
Selain itu, ada juga kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Disjaya dalam rangka memerangi pencurian listrik yakni dengan apel Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) terus dilakukan secara rutin oleh PLN Disjaya, mengingat bahaya dan dampak buruk yang disebabkan oleh penyalahgunaan listrik. Dalam kegiatan ini, PLN akan melihat sekaligus mengevaluasi kesiapan para mitra kerja yang akan melaksanakan kegiatan P2TL kepada sekitar 800 ribu pelanggan pada tahun 2016.

Pentingnya Peran HUMAS Disetiap Kegiatan PLN

Rabu, 20 Juli 2016 – Dalam beberapa kondisi, Humas memiliki peran sebagai jembatan antara Perusahaan dan berbagai pihak baik internal maupun eksternal. Humas merupakan berperan vital dalam kegiatan utamanya komunikasi. Akan tetapi pada dasarnya setiap pegawai adalah humas bagi perusahaannya. Salah satu pegawai senior PLN, Ade Samsul selaku Asisten Manager Jaringan Area Bandengan mengungkapkan bahwa sejatinya semua pegawai PLN merupakan humas untuk PLN sendiri.
Dalam kinerjanya beliau memiliki pandangan bahwa humas tidak hanya bertugas ketika perusahaan sedang mengalami kendala. “Humas juga berperan dalam melakukan langkah preventif untuk melindungi perusahaan. Melakukan kegiatan pencegahan disamping mengatasi krisis yang sedang terjadi.” begitu ungkap beliau. Perlunya langkah negosiasi berserta manuver humas dalam memudahkan kinerja pelaksana di lapangan sangat diperlukan demi lancarnya sebuah proyek yang dilaksanakan oleh PLN.
Beliau menceritakan pengalaman bahwa, perlu berkoordinasi dengan baik kepada setiap pihak yang terkait dalam segala kegiatan pln terutama terkait dengan proyek seperti dengan pemerintah ataupun masyarakat. Sehingga kegiatan usaha tidak menyalahi aturan pemerintah dan menggangu masyarakat.

#HumasPLNProject #UdiklatBogor #SiswaPrajabatan

Selasa, 19 Juli 2016

PLN BATAM OPTIMIS PROYEK 500MW SELESAI TEPAT WAKTU


PT Bright PLN Batam, anak perusahaan milik negara PT PLN menyatakan optimisme nya bahwa Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga gas (PLTG) berkapasitas 500 megawatt, dibangun untuk menyediakan listrik ke delapan daerah, akan selesai pada September 2016.
Berdasarkan yang telah dilaporkan, sebanyak Rp 8 triliun dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan proyek, Dadan mengatakan 80 persen telah disediakan, dalam bentuk pinjaman, dari Ekspor Impor (Exim) Bank Hungaria dan Kanada. Sisanya 20 persen disediakan oleh PT PLN sebagai uang muka.
PT Bright PLN Batam juga bekerja sama dengan General Electric untuk mengembangkan PLTG tersebut, tambahnya
Komitmen untuk menyelesaikan proyek 500 MW sesuai jadwal juga diungkapkan oleh perusahaan presiden komisaris Mayor. Jenderal (Purn.) Yahya Sacawiria. "Kami optimis bahwa proyek akan selesai sesuai jadwal," kata Yahya
#HumasPLNProject #PLNUdiklatBogor #SiswaPrajabatan

Senin, 18 Juli 2016

Pemeriksaan Gratis Dari Siswa Prajabatan PLN

Senin, 18 Juli 2016 – Siswa Prajabatan PT. PLN Angkatan 52 pembidangan Udiklat Bogor telah melaksanakan salah satu kegiatan dalam masa pendidikan yaitu Corporate Social Responsibility (CSR). Para siswa mengadakan pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat-obatan gratis bagi masyarakat sekitar Udiklat Bogor. Acara tersebut merupakan salah satu kegiatan siswa Prajabatan di setiap angkatan Prajabatan. Berlokasi di area Udiklat Bogor, kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat-obatan bagi masyarakat sekitar juga diisi dengan berbagai macam kegiatan hiburan lainnya. Acara pendukung tersebut antara lain penampilan lagu-lagu hiburan, kuis dan lain sebagainya. Dengan diadakannya kegiatan CSR, siswa Prajabatan PLN mampu menyampaikan semangat kepedulian bagi sesama.

#HumasPLNProject #UdiklatBogor #SiswaPrajabatan

Kamis, 14 Juli 2016

Listrik Kembali Normal Setelah PLN Berhasil Berdirikan Tiang yang Tumbang

Jumat (15/7) - Akhirnya aliran listrik di Gampong Teungoh dan Glumpang Tujoeh, Kecamatan Matangkuli sudah normal kembali sejak hari Rabu (12/7) setelah listrik yang sempat mati akibat tumbangnya dua tiang listrik yang disebabkan oleh hujan deras yang terjadi selama dua hari.
Manager PLN Rayon Lhoksukon, Zulhairina memastikan bahwa arus listrik sudah tersalurkan kembali ke dua desa yang dimaksud. Seperti diberitakan sebelumnya, dua desa di Kecamatan Matangkuli yakni Gampong Teungoh dan Glumpang Tujoeh gelap gulita setelah arus listrik ke kawasan itu diputuskan akibat dua tiang listrik di sana tumbang.
Berkat kecepatan dan ketepatan tim PLN Rayon Lhoksukon, kedua tiang listrik yang tumbang pun sudah kembali berdiri dan masyarakat Gampong Teungoh dan Glumpang Tujoeh, Kecamatan Matangkuli sudah bisa menikmati listrik kembali.

Kisah Ibu Yuli dan Karakter Keprotokolan Presiden Jokowi

Pendekatan terkait keprotokoleran di era pemerintahan Joko Widodo berdasarkan pengalaman protokoler PT.PLN (Persero). Diungkapkan oleh Ibu Yuli R. Utami, selaku Analis Protokoler di PLN Kantor Pusat. Bahwa di setiap era kepresidenan, selalu ada karakter khusus dari protokoler masing-masing presiden. Beliau mengungkapkan salah satunya dari presiden Joko Widodo, yaitu:
  1. Kesederhanaan, Jokowi ketika memutuskan untuk menghadiri acara peresmian atau sekedar hadir karena diundang menginginkan kursi dengan jenis yang sama dengan tamu undagan lainnya. Mungkin kita pernah melihat ketika para pejabat menghadiri acara, kursi yag disediakan untuk mereka lebih baik, lebih nyaman dan lebih mahal dengan kursi untuk diduduki tamu lainnya. Bapak Presiden pada saat blusukan sangat suka mengunjung pedagang kaki lima hanya untuk sekedar melihat-lihat barang dagangan, say hello, bahkan membeli barang tersebut. Selain itu untuk warga tidak perlu susah payah untuk berfoto dengan presiden RI, Pak Jokowi selalu menawarkan kepada warga dan siapa saja yang ingin berfoto dengannya. Beliau tidak menyukai seremonial yang mewah, seperti pemasangan spanduk-spanduk yang mengotori jalanan kota dan tidak perlu adanya gambar presiden dan ibu negara di spanduk tersebut.
  2. Dinamika yang tinggi, protokoler kepresidenan selalu direpotkan dengan pergerakan Pak Jokowi yang sangat lincah, gesit, dan tidak terduga. Dampaknya , paspampres pada era Jokowi memilih untuk memakai sepatu running, karena jika harus memakai sepatu PDL (Pakaian Dinas Lapangan) tidak akan dapat mengimbangi pergerakan dari bapak presiden. Kemauan Jokowi untuk menghadiri suatu acara ataupun blusukan tidak dapat dijadwalkan  jauh-jauh hari sebelum hari kunjungan. Jika jadwal kunjugnan Pak SBY sudah diumumkan 2 minggu sebelum hari H, Pak Jokowi hanya membutuhkan 2 hari untuk menjadwalkan kunjungannya. Hal inilah yang sangat membuat kalang kabut bagian protokoler yang harus menyiapkan segala sesuatunya untuk keperluannya tersebut. Untuk rombongan kendaraan kepresidenan, Pak Jokowi mengingikan rombongan tidak terlalu panjang dengan alasan menyebabkan kemacetan. Untukitu beliau mengeluarkan kebijakan kepada para pejabat dan gubernur digabungkan kedalam satu bus, daripada menggunakan kendaraan dinasnya masing-masing.
  3. Tidak terlalu protokoler, rundown acara yang telah di buat oleh tim protokoler kepresidenan tidak selalu dipatuhinya, karena sebelum menghadiri acara peresmian beliau menyempatkan untuk blusukan, itulah yang membuatnya telat untuk menghadiri acara. Berbeda dengan Pak SBY yang berlatar militer yang disiplin dengan waktu.

Kegemaran Pak Jokowi:
1.     Dengan energy yang seakan tidak pernah habis, blusukan hingga larut malam dan makan di kaki lima hingga tengah malam adalah hal yang biasa.
2.    Makanan yang harus disajikan untuk Pak Jokowi harus lah makanan local atau jajanan pasar. Makanan barat seperti pizza, salad dan lain lainnya tidak akan di santap leh beliau karena memang selera beliau “ndeso”.
#HumasPLNProject #PLNUdiklatBogor #SiswaPrajabatan

Selasa, 12 Juli 2016

PLN Ambil Alih Proyek PLTU JAWA 5


Rabu,13 Juli 2016—PT PLN (Persero) mengambil alih proyek PLTU Jawa 5 yang rencananya dibangun di Serang, Banten, dengan kapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW). PLTU Jawa 5 merupakan pembangkit terbesar dalam proyek 35.000 MW, setara dengan PLTU Batang. PLN berencana menunjuk anak usahanya untuk membangun PLTU Jawa 5. Ada 2 anak usaha PLN yang berpeluang ditunjuk, yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan PT Indonesia Power.
PLN mengambil alih proyek PLTU Jawa 5 dengan alasan karena tender akan memakan waktu yang sangat panjang, pembangunan PLTU Jawa 5 bisa tertunda sampai lebih dari 1 tahun. Proses lelang ulang bisa memakan waktu 8 bulan, belum termasuk menunggu pemenang lelang mendapat pembiayaan (financial closing). Apabila PLN langsung menunjuk PJB atau Indonesia Power tanpa lelang ulang, jadwal konstruksi PLTU Jawa 5 bisa dikejar. PLTU Jawa 5 ditargetkan bisa selesai dalam waktu sekitar 4 tahun, dan mulai beroperasi di 2019 atau 2020.
Anak usaha PLN tidak akan sendirian karena pembangunan PLTU Jawa 5 butuh dana sangat besar, diperkirakan mencapai Rp 30 triliun. Anak usaha PLN akan bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk membangun pembangkit 2.000 MW ini.

Perkembangan Perencanaan CSR Angkatan 53

Selasa, (12/7) Pembidangan Angkatan 53 tidak terasa sudah menginjak minggu ketiga yang berarti waktu kami di Udiklat Bogor tersisa 3 minggu lagi. Ini juga berarti bahwa deadline pelaksanaan CSR Angkatan 53 sudah semakin dekat, yakni tepatnya pada tanggal 24 Juli 2016. Sejauh ini, perencanaan CSR Angkatan 53 sudah mencapai beberapa kesepakatan.
Untuk penetapan program-program CSR, anggota organisasi pengurus CSR Angkatan 53 pada saat ini sudah menyepakati untuk menyelenggarakan program CSR berupa Taman Baca untuk anak-anak usia 6 sampai 12 tahun di sekitar wilayah Udiklat Bogor. Program Taman Baca untuk anak-anak ini dipilih dengan alasan karena Angkatan 53 ingin menumbuhkan hasrat membaca anak-anak yang mungkin pada era digital ini judah mulai pudar dengan munculnya teknologi-teknologi seperti gadget yang menyita waktu dan juga keinginan anak-anak untuk menghibur diri dengan membaca.
Pada pelaksanaannya yang jatuh pada tanggal 24 Juli, akan diawali dengan persemian Taman Baca terlebih dahulu. Pada saat peresmian, akan dilaksanakan juga lomba-lomba untuk anak-anak di sekitar wilayah Udiklat Bogor. Namun jenis-jenis lomba yang akan dilaksanakan masih akan didelegasikan lebih lanjut oleh anggota organisasi pengurus CSR.

Senin, 11 Juli 2016

Halal Bihalal PLN Pusat

Senin, 11 Juli 2016 - Masih berada dalam suasana kemeriahan hari raya Idul Fitri 1437 H, kantor PLN Pusat mengadakan acara Halal Bihalal bersama pegawai-pegawai di lingkungan PLN. Acara ini dihadiri oleh seluruh jajaran PT. PLN Persero. Mulai dari jajaran direksi termasuk Direktur Utama PT. PLN Persero, Sofyan Basir beserta jajaran staf direksi lainnya juga dengan seluruh pegawai-pegawai dan para karyawan kantor PLN Pusat.
Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.30 diawali dengan kegiatan salam-salaman antara jajaran direksi dengan seluruh pegawai dan karyawan PLN Pusat yang kemudian dilanjutkan dengan acara makan bersama. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan silaturahmi antar karyawan PLN Pusat. Dengan hubungan silaturahmi yang semakin kuat, memperkuat juga kerjasama antar karyawan PLN.