Senin, 01 Agustus 2016

Siswa Prajabatan PLN Udiklat Bogor Siap Sulap Poskamling Jadi Pos Pintar

Bogor, 31 Juli 2016 - PLN semakin menunjukkan eksistensinya sebagai BUMN yang peduli dengan pendidikan, dimana pada Minggu (31/7) para siswa Prajabatan PLN Udiklat Bogor Angkatan 53 menggelar program CSR bertajuk “Terangi Bangsa dengan Membaca” yang didukung oleh PLN Peduli. Target utama dari program CSR ini adalah anak-anak di Desa Cibogo, Kecamatan Megamendung yang merupakan warga wilayah sekitar Udiklat PLN Bogor. Program yang diselenggarakan tepatnya di Poskamling RW 06 Cibogo ini dilaksanakan mulai dari kegiatan pengadaan dan peresmian tempat baca mini bernama Pos Pintar, sosialisasi pengenalan listrik, lomba cerdas cermat dan mewarnai hingga acara hiburan seperti games dan musik.
Pos pintar sendiri merupakan perpustakaan mini berlokasi di Poskamling RW 06, yang diharapkan dapat menjadi sarana anak-anak untuk meningkatkan interaksinya dengan buku melalui aktivitas membaca. Pos pintar tersebut terdiri dari sejumlah buku pengetahuan anak-anak, dan buku cerita anak-anak. Puncak kegiatan adalah dilakukannya peresmian Pos Pintar oleh Deputi Manajer bidang pengajaran Udiklat Bogor, Elan Suherlan.
Maulana Ocky selaku Ketua Panitia CSR Angkatan 53 menuturkan bahwa program CSR tersebut adalah upaya dari para siswa prajabatan yang didukung oleh PLN Peduli untuk mengadakan sebuah tempat baca yang berlokasi di sebuah poskamling. Menurunnya habit membaca anak-anak, khususnya di RW 06 Desa Cibogo secara khusus menjadi pertimbangan utama mengapa para siswa prajabatan angkatan 53 Udiklat Bogor menaruh ketertarikan pada persoalan pendidikan. “Relasi anak dengan buku dan aktivitas membaca sendiri dikalahkan oleh ketertarikan anak pada gadget. Padahal, buku dan membaca menjadi cara sederhana seorang anak bisa belajar,” ungkapnya.
Selain sebagai sarana bagi anak-anak untuk meningkatkan pengetahuan, pengadaan Pos Pintar ini juga bertujuan sebagai sarana pelatihan bagi siswa prajabatan dalam melaksanakan program CSR perusahaan, kemudian juga untuk membangun relasi antara siswa prajabatan 53 dengan warga sekitar Udiklat Bogor, serta meningkatkan kebiasaan membaca anak-anak sekitar Udiklat Bogor.

#SiswaPrajabatan #PLNUdiklatBogor #CSRAngkatan53 #HumasPLNProject

Kamis, 28 Juli 2016

Site Visit Laboraturium Udiklat Bogor


     Siswa PLN pembidangan humas angkatan 53 Hari Kamis (28/7) ini melakukan site visit di Laboratorium Udiklat Bogor. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari materi yang ditujukan bagi calon pegawai-pegawai PT PLN (Persero), dimaksudkan agar mampu mengenali PLN lebih jauh sebelum benar-benar diangkat menjadi pegawai PLN.
     Bersama Bapak Yahya Santoso selaku instruktur yang membimbing kami,pagi itu kegiatan dimulai dengan penjelasan dari beliau tentang proses listrik dari pembangkitan, transmisi hingga didistribusikan kepada pelanggan. Penjelasan berlangsung seru dan tidak membosankan, beliau mampu mengangkat suasana saat itu, memberi penjelasan disertai dengan candaan-candaan khas beliau. Sampai tiba saatnya waktu untuk istirahat.
     Pukul 13:30 kami mulai keluar dari kelas dengan membawa buku catatan seperlunya dan juga kamera. Perjalanan kami dimulai dari Gedung Soetomo. Di sana merupakan gedung yang menyimpan berbagai alat penampang dan perlengkapan mengenai transmisi. Di luar gedung terdapat banyak macam trafo, yaitu alat pengatur tegangan listrik yang biasa ditempatkan di jalur transmisi. Berguna untuk menurunkan tegangan di gardu induk listrik. Trafo juga terdiri dari trafo step up dan trafo step down. Trafo step up berguna untuk menaikkan tegangan, biasa digunakan di gardu induk yang berasal dari pembangkit. Sedangkan trafo stepdown berguna untuk menurunkan tegangan, biasa digunakan di gardu induk yang menuju gardu distribusi.
     Masih di gedung yang sama, kami juga dijelaskan mengenai gardu pengatur beban milik Udiklat Bogor. Di dalam ruangan yang kira-kira berukuran 3x3 itu, terdapat trafo, sekring dan saklar. Mendengar namanya, ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi yang sering kami lihat di rumah. Sekring dan saklar di sini berukuran besar, karena harus mengatur tegangan yang cukup tinggi untuk menyuplai Udiklat Bogor, yaitu sebesar 20000 volt atau 20KV. Dari 20KV listrik tersebut, masuk ke gardu yang berukuran 3x3 itu diturunkan menjadi 400 volt, dan distribusikan ke seluruh bangunan dan infrastruktur Udiklat Bogor yang membutuhkan listrik. Udiklat Bogor menggunakan 3 fasa, jadi jika salah satu atau bahkan dua fasanya mati, aliran listrik di Udiklat Bogor tidak akan “mati lampu”.
     Kemudian kami melanjutkan menuju Gedung Soetami. Gedung itu merupakan laboratorium pembangkit.  Terdapat mesing penggerak/pembangkit berupa diesel yang ukurannya cukup besar, mungkin sebesar bis kota yang biasa kami lihat. Kekuatannya adalah 10 silinder, yang mampu bergerak dan mampu menghasilkan listrik maksimal 4 MW. Besar kecilnya listrik yang dihasilkan, bergantung dengan besar generator yang digerakkannya. Mesin itu berbahan bakar solar industri, yang lebih kental dari solar biasa. “Sekali menyala dalam waktu kurang dari satu menit, sudah mampu menghabiskan solar sebanyak 100 liter”, ungkap Bapak Yahya saat itu.
     Di tempat itu juga terdapat berbagai piranti pendukung di tempat pembangkitan seperti mesin turbo charger, dan berbagai pernik instalasi yang disematkan di mesin-mesin pembangkit PLN. Di akhir pertemuan, kami dihadapkan pada dua buah diesel caterpillar yang berguna sebagai back up tenaga listrik jika aliran yang berasal dari jaringan transmisi PLN mati. Diesel itu otomatis akan menyala dan mengaliri listrik ke seluruh wilayah Udiklat Bogor. Sebelum kami mengakhiri perjalanan waktu itu, Bapak Yahya Santoso berkenan menunjukkan kepada kami bagaimana diesel bekerja. Beliau bersedia menghidupkan mesin tersebut. Dengan bantuan dua staf nya, diesel tersebut beroprasi. Mengeluarkan bunyi khas Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, bunyi yang keras dan juga bau asap hasil emisi dari mesin tersebut.
     Dengan berakhirnya perjalanan di Gedung Soetami tersebut, berakhir pula perjalanan site visit kami hari itu. Kami menyempatkan berfoto-foto di ruangan pembangkit yang penuh dengan mesin-mesin besar tersebut. Dan tak lupa kami juga mengajak foto bersama Bapak Yahya Santoso, sebelum berpamitan dan mengakhiri kelas hari itu.

#HumasPLNproject #SiswaPrajabatan #UdiklatBogor

Rabu, 27 Juli 2016

PLN Mulai Gunakan Tenaga Sampah Sebagai Sumber Energi Listrik

Peduli dengan sampah kota Surabaya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL) berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) yang berasal dari sampah menggunakan teknologi Zero Waste dengan kapasitas 8,31 Mega Watt (MW). Penandatanganan ini dilakukan oleh General Manager Distribusi Jawa Timur Yugo Riatmo dengan PT Sumber Organik, dan disaksikan oleh Pemerintah Kota Surabaya yang diwakili Kepala Dinas Pertambangan serta Direktur PLN Regional Jawa Timur dan Bali, Amin Subekti.
Penandatangan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo Tahap 2 kapasitas 8,31 MW dilaksanakan disela-sela kegiatan Rapat Koordinasi PLN Regional Jawa Bagian Timur dan Bali (PLN JBTB) di Madiun (19/7/2016). Benowo tahap 2 yang direncanakan beroperasi tahun 2019 merupakan kelanjutan Benowo tahap 1 kapasitas 1,65 MW yang sudah beroperasi sejak 30 November 2015 lalu.
Selain itu dalam acara yang sama juga dilakukan Penandatanganan Berita Acara Financial Date untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Lodagung 1,3 MW – Wlingi, Kabupaten Blitar antara PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur dengan Perum Jasa Tirta I (PJT I).
Tidak hanya itu, dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan PJBL Excess Power dari Pembangkit Listrik Pabrik Gula Pesantren Baru dengan teknologi Co Generation kapasitas 3 MW milik PT Perkebunan Nusantara X di Kediri.
Dengan ditandatanganinya PJBL ini, secara keseluruhan PLN Distribusi Jawa Timur telah bekerjasama membangun Pembangkit EBT sebesar  15,79 MW, meliputi PLTSa Benowo Surabaya 8,31 MW, PLTSa Benowo 1 sebesar 1,65 MW menggunakan teknologi Sanitary Landfill, Excess Power Kediri 3 MW, PLTM Pacet Mojokerto 1,5 MW, PLTM Lodagung sebesar 1,3 MW dan PLTM Seloliman Excess Power Mojokerto sebesar 30 Kilo Watt (kW).
Direktur Bisnis Regional Jawa Timur dan Bali, Amin Subekti dalam keterangan resmi menuturkan bahwa penandatanganan ini sebagai wujud nyata pemanfaatan EBT yang menjadi salah satu fokus PLN Sesuai dengan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Sementara itu, terkait pasokan listrik di Jawa Timur saat ini mencapai 8600 MW dengan beban puncak sebesar 6000 MW, artinya saat ini Jawa timur mengalami surplus sebesar 2600 MW. Secara sistem kelistrikan Jawa timur saat ini masuk kedalam sistem interkoneksi listrik Jawa Bali.

#HumasPLNProject #UdiklatBogor #SiswaPrajabatan

Senin, 25 Juli 2016

Proyek Baru Disiapkan Untuk Lebih Menerangkan Bangsa

Adanya sebuah peningkatan yang signifikan dalam hal kapasitas listrik yang direncanakan untuk pengadaan di tahun 2025. Langkah ini diambil untuk menarik investor di pasar listrik dengan membangun independent power producers (IPP) baru.
Dalam versi final Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), PLN mendapatkan jatah tambahan 80,5 gigawatt dalam sembilan tahun ke depan, naik dari 70.4 pada draft sebelumnya.
Direktur Perencanaan Perushaan PLN, Nicke Widyawati mengatakan perusahaan telah memutuskan untuk memperluas angka karena beberapa faktor , termasuk kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan industri lokal dan mengakomodasi sasaran energi baru dan terbarukan.
Peningkatan kapasitas ini sebagian besar disebabkan oleh fakta dilapangan bahwa kita harus memenuhi target 19,6 persen dari listrik yang dihasilkan oleh sumber-sumber baru dan terbarukan pada tahun 2025, ” tambahnya , Jumat
Menurut RUPTL tersebut , listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 14,5 GW dan listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga panas bumi harus mencapai 6,1 GW . Listrik yang bersumber dari sumber-sumber baru dan terbarukan lainnya juga diperkirakan akan meningkat menjadi 1,9 GW .
Tingkat elektrifikasi nasional mencapai 55.528 MW pada akhir 2015, 70 persen dari yang dikembangkan oleh PLN , sementara sisanya dikembangkan oleh IPP dan utilitas listrik swasta.
Setelah serangkaian perbedaan pendapat tentang RUPTL tersebut , Presiden Joko ” Jokowi ” memerintahkan PLN untuk memungkinkan keterlibatan lebih dari sektor swasta dan untuk mengembangkan sumber energi baru dan terbarukan .
Sementara itu, Direktur Eksekutif  Institute for Essential Services Reform ( IESR ), Fabby Tumiwa setuju bahwa kapasitas listrik yang lebih besar pasti akan menarik lebih banyak investor swasta , terutama karena teknologi energi baru dan terbarukan yang menjadi jauh lebih murah dan lebih kompetitif.

Jumat, 22 Juli 2016

Catatan Singkat Siswa Prajabatan Humas PLN ke Tanah Merah

Pagi itu Rabu 20 Juli 2016, kami 16 Siswa Prajabatan Humas PLN melaksanakan pembelajaran di Distribusi Jakarta Raya (Disjaya). Kami mendapatkan tugas untuk melakukan liputan lapangan di empat tempat di Jakarta, antara lain adalah di Kantor Distribusi (KD), Area Menteng, Area Bandengan dan Area Tanjung Priok. Siswa Prajabatan Humas PLN 53 dibagi menjadi empat kelompok, beberapa dari kami mendapatkan jatah untuk meliput di Area Tanjung Priok, dan Kali ini kami akan berbagi tentang pengalaman liputan kami di Area Tanjung Priok.
Sampai di kantor Area Tanjung Priok, kami disambut oleh Pak Dwi selaku penanggungjawab P2TL  untuk Area Tanjung Priok. Di sana kami fokus berdiskusi tentang kompleksnya permasalahan di Tanah Merah. Mulai dari penyambungan listrik yang illegal, hingga konflik kepemilikan tanah. Dan saat itu kami tertarik dengan banyaknya warga Tanah Merah yang terkena P2TL. Setelah dirasa cukup, kami ditugaskan untuk turun langsung ke lapangan meliput ke Tanah Merah yang kebetulan waktu itu sedang ada kegiatan pemutusan listrik oleh petugas PLN.
Sesampainya di Tanah Merah, kami disambut dengan jalan berlubang dan genangan air bekas hujan yang masih terperangkap. Banyak terlihat rumah warga yang tidak memiliki meteran listrik, dan tumpukan-tumpukan sampah yang sudah tidak baru lagi. Banyak warga berkerumun melihat kedatangan kami dengan baju hitam putih berdasi lengkap dengan sepatu pantofel. Kami mencoba menyapa warga dengan pendampingan Bapak Irwan pegawai PLN dari Area Tanjung Priok yang tahu banyak tentang permasalahan listrik di Tanah Merah.
Kami menemui beberapa petugas pelaksana teknis PLN yang didampingi oleh petugas kepolisian. Ada lebih dari 10 petugas pelaksana teknis yang bertugas saat itu. Mereka melakukan pemutusan sambungan bagi warga yang belum telah melewati masa tenggang dari pelaksanaan P2TL, dan juga melakukan pemantauan kondisi listrik sambungan-sambungan listrik warga yang malang melintang di gang-gang kampung di Tanah Merah. Selain itu, petugas juga menerima pendaftaran bagi warga yang ingin langsung mendaftarkan diri sebagai pengguna listrik yang sah dan sesuai dengan aturan Negara. Yaitu memasang meteran, dan membayar sejumlah uang untuk menjaga agar aliran listrik tetap mengalir.
Warga Tanah Merah hampir 100% adalah warga pendatang dari luar daerah, bahkan dari luar Pulau Jawa. Pak Nursalim salah satu warga Tanah Merah asal Nusa Tenggara Barat, sudah menetap di Tanah Merah sejak tahun 1999. Beliau termasuk salah satu dari beberapa warga yang memulai dibangunnya pemukiman warga di Tanah Merah. Dinding triplek dan bambu adalah bahan utama pembangunan. Meskipun kini sudah banyak juga warga yang membangun rumahnya secara permanen.
Ketika ditemui saat itu, Pak Nursalim mendaftarkan diri untuk pasang baru. Kami tanyakan kenapa beliau baru memutuskan untuk pemasangan sekarang, beliau mengungkapkan ada rasa trauma karena beberapa kali ditipu oleh oknum yang mengaku bisa memasangkan listrik secara legal yang ternyata uang yang dibayarkan dibawa kabur dan entah dimana. Beliau baru berani memasang setelah ada kesepakatan dengan seluruh warga yang dipimpin oleh ketua RT setempat.
Setelah beberapa saat berinteraksi dengan warga dan melihat keadaan sekitar, kami memutuskan untuk mengakhiri perjalanan siang itu. Dan kami kembali berjalan menuju kendaraan kami untuk melaksanakan perjalanan menuju Area Tanjung Priok.

Banyak hal yang bisa kami pelajari di sana, utamanya tentang perjuangan hidup dan bagaimana mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan dalam kehidupan kita. Masih banyak saudara kita di luar sana yang hidup dengan penuh kesederhanaan, dan perlu perjuangan keras untuk bertahan hidup. Mereka melakukan penyambungan illegal bukan semata-mata niat untuk membebaskan diri dari kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia, namun karena sengketa tanah yang mereka tinggali dan tak kunjung usai, hingga menarik masalah-masalah lain dan menjadi masalah yang kompleks di kompleks Tanah Merah. Bersyukurlah kawan…
#HumasPLNProject #SiswaPrajabatan #PLNUdiklatBogor #PLN53

Rabu, 20 Juli 2016

PLN Disjaya Gencar Meminimalisir Pencurian Listrik

Kamis, 21 Juli 2016 - Pencurian listrik oleh oknum-oknum masyarakat masih marak terjadi. Pencurian listrik ini memiliki modus yang bermacam-macam, namun tujuannya sama yakni agar tagihan penggunaan listrik menjadi lebih murah. Selain pencurian, cukup banyak juga masyarakat yang tidak membayar tagihan listrik meskipun telah menjadi pelanggan dan menggunakan listrik yang disalurkan oleh PT PLN (Persero).
PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) hingga saat ini terus gencar dalam meminimalisir terjadinya pencurian listrik. Beberapa solusi nyata juga telah dicanangkan dalam memberantas pencurian listrik. Salah satu diantaranya adalah pemasangan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). Pencurian listrik dan pemasangan listrik yang asal-asalan oleh para pedagang kaki lima menjadi alasan Disjaya untuk memasang SPLU tersebut. Beberapa SPLU yang akan dipasang antara lain di daerah kompleks rusun Dakota dan Cengkareng.
Dalam memerangi permasalahan pencurian listrik ini, PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) memiliki cara-cara untuk mengetahui siapa pelaku pencurian listrik. Manajer Komunikasi, Hukum dan Administrasi PLN Disajaya Aries Dwiyanto mengungkapkan bahwa Disjaya kerap mendapatkan laporan dari masyarakat mengenai adanya pencurian listrik. Selain itu, Disjaya juga sering melakukan inspeksi dadakan dengan cara memeriksa langsung secara random pengguna atau pelanggan listrik yang sebelumnya memang sudah dicurigai.
Kecurigaan pada pelanggan bisa muncul dengan adanya indikasi-indikasi tertentu seperti tagihan penggunaan listrik yang lebih kecil dari konsumsi listrik. "Kita tahu listrik yang keluarkan sekitar 1 juta Kwh ternyata yan masuk (dibayar) cuma 700 KWh, di situ ada listrik ilegal, kami operasi di situ," tutur Aris yang dilansir oleh liputan6.com.
Selain itu, ada juga kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Disjaya dalam rangka memerangi pencurian listrik yakni dengan apel Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) terus dilakukan secara rutin oleh PLN Disjaya, mengingat bahaya dan dampak buruk yang disebabkan oleh penyalahgunaan listrik. Dalam kegiatan ini, PLN akan melihat sekaligus mengevaluasi kesiapan para mitra kerja yang akan melaksanakan kegiatan P2TL kepada sekitar 800 ribu pelanggan pada tahun 2016.

Pentingnya Peran HUMAS Disetiap Kegiatan PLN

Rabu, 20 Juli 2016 – Dalam beberapa kondisi, Humas memiliki peran sebagai jembatan antara Perusahaan dan berbagai pihak baik internal maupun eksternal. Humas merupakan berperan vital dalam kegiatan utamanya komunikasi. Akan tetapi pada dasarnya setiap pegawai adalah humas bagi perusahaannya. Salah satu pegawai senior PLN, Ade Samsul selaku Asisten Manager Jaringan Area Bandengan mengungkapkan bahwa sejatinya semua pegawai PLN merupakan humas untuk PLN sendiri.
Dalam kinerjanya beliau memiliki pandangan bahwa humas tidak hanya bertugas ketika perusahaan sedang mengalami kendala. “Humas juga berperan dalam melakukan langkah preventif untuk melindungi perusahaan. Melakukan kegiatan pencegahan disamping mengatasi krisis yang sedang terjadi.” begitu ungkap beliau. Perlunya langkah negosiasi berserta manuver humas dalam memudahkan kinerja pelaksana di lapangan sangat diperlukan demi lancarnya sebuah proyek yang dilaksanakan oleh PLN.
Beliau menceritakan pengalaman bahwa, perlu berkoordinasi dengan baik kepada setiap pihak yang terkait dalam segala kegiatan pln terutama terkait dengan proyek seperti dengan pemerintah ataupun masyarakat. Sehingga kegiatan usaha tidak menyalahi aturan pemerintah dan menggangu masyarakat.

#HumasPLNProject #UdiklatBogor #SiswaPrajabatan

Selasa, 19 Juli 2016

PLN BATAM OPTIMIS PROYEK 500MW SELESAI TEPAT WAKTU


PT Bright PLN Batam, anak perusahaan milik negara PT PLN menyatakan optimisme nya bahwa Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga gas (PLTG) berkapasitas 500 megawatt, dibangun untuk menyediakan listrik ke delapan daerah, akan selesai pada September 2016.
Berdasarkan yang telah dilaporkan, sebanyak Rp 8 triliun dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan proyek, Dadan mengatakan 80 persen telah disediakan, dalam bentuk pinjaman, dari Ekspor Impor (Exim) Bank Hungaria dan Kanada. Sisanya 20 persen disediakan oleh PT PLN sebagai uang muka.
PT Bright PLN Batam juga bekerja sama dengan General Electric untuk mengembangkan PLTG tersebut, tambahnya
Komitmen untuk menyelesaikan proyek 500 MW sesuai jadwal juga diungkapkan oleh perusahaan presiden komisaris Mayor. Jenderal (Purn.) Yahya Sacawiria. "Kami optimis bahwa proyek akan selesai sesuai jadwal," kata Yahya
#HumasPLNProject #PLNUdiklatBogor #SiswaPrajabatan

Senin, 18 Juli 2016

Pemeriksaan Gratis Dari Siswa Prajabatan PLN

Senin, 18 Juli 2016 – Siswa Prajabatan PT. PLN Angkatan 52 pembidangan Udiklat Bogor telah melaksanakan salah satu kegiatan dalam masa pendidikan yaitu Corporate Social Responsibility (CSR). Para siswa mengadakan pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat-obatan gratis bagi masyarakat sekitar Udiklat Bogor. Acara tersebut merupakan salah satu kegiatan siswa Prajabatan di setiap angkatan Prajabatan. Berlokasi di area Udiklat Bogor, kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat-obatan bagi masyarakat sekitar juga diisi dengan berbagai macam kegiatan hiburan lainnya. Acara pendukung tersebut antara lain penampilan lagu-lagu hiburan, kuis dan lain sebagainya. Dengan diadakannya kegiatan CSR, siswa Prajabatan PLN mampu menyampaikan semangat kepedulian bagi sesama.

#HumasPLNProject #UdiklatBogor #SiswaPrajabatan

Kamis, 14 Juli 2016

Listrik Kembali Normal Setelah PLN Berhasil Berdirikan Tiang yang Tumbang

Jumat (15/7) - Akhirnya aliran listrik di Gampong Teungoh dan Glumpang Tujoeh, Kecamatan Matangkuli sudah normal kembali sejak hari Rabu (12/7) setelah listrik yang sempat mati akibat tumbangnya dua tiang listrik yang disebabkan oleh hujan deras yang terjadi selama dua hari.
Manager PLN Rayon Lhoksukon, Zulhairina memastikan bahwa arus listrik sudah tersalurkan kembali ke dua desa yang dimaksud. Seperti diberitakan sebelumnya, dua desa di Kecamatan Matangkuli yakni Gampong Teungoh dan Glumpang Tujoeh gelap gulita setelah arus listrik ke kawasan itu diputuskan akibat dua tiang listrik di sana tumbang.
Berkat kecepatan dan ketepatan tim PLN Rayon Lhoksukon, kedua tiang listrik yang tumbang pun sudah kembali berdiri dan masyarakat Gampong Teungoh dan Glumpang Tujoeh, Kecamatan Matangkuli sudah bisa menikmati listrik kembali.

Kisah Ibu Yuli dan Karakter Keprotokolan Presiden Jokowi

Pendekatan terkait keprotokoleran di era pemerintahan Joko Widodo berdasarkan pengalaman protokoler PT.PLN (Persero). Diungkapkan oleh Ibu Yuli R. Utami, selaku Analis Protokoler di PLN Kantor Pusat. Bahwa di setiap era kepresidenan, selalu ada karakter khusus dari protokoler masing-masing presiden. Beliau mengungkapkan salah satunya dari presiden Joko Widodo, yaitu:
  1. Kesederhanaan, Jokowi ketika memutuskan untuk menghadiri acara peresmian atau sekedar hadir karena diundang menginginkan kursi dengan jenis yang sama dengan tamu undagan lainnya. Mungkin kita pernah melihat ketika para pejabat menghadiri acara, kursi yag disediakan untuk mereka lebih baik, lebih nyaman dan lebih mahal dengan kursi untuk diduduki tamu lainnya. Bapak Presiden pada saat blusukan sangat suka mengunjung pedagang kaki lima hanya untuk sekedar melihat-lihat barang dagangan, say hello, bahkan membeli barang tersebut. Selain itu untuk warga tidak perlu susah payah untuk berfoto dengan presiden RI, Pak Jokowi selalu menawarkan kepada warga dan siapa saja yang ingin berfoto dengannya. Beliau tidak menyukai seremonial yang mewah, seperti pemasangan spanduk-spanduk yang mengotori jalanan kota dan tidak perlu adanya gambar presiden dan ibu negara di spanduk tersebut.
  2. Dinamika yang tinggi, protokoler kepresidenan selalu direpotkan dengan pergerakan Pak Jokowi yang sangat lincah, gesit, dan tidak terduga. Dampaknya , paspampres pada era Jokowi memilih untuk memakai sepatu running, karena jika harus memakai sepatu PDL (Pakaian Dinas Lapangan) tidak akan dapat mengimbangi pergerakan dari bapak presiden. Kemauan Jokowi untuk menghadiri suatu acara ataupun blusukan tidak dapat dijadwalkan  jauh-jauh hari sebelum hari kunjungan. Jika jadwal kunjugnan Pak SBY sudah diumumkan 2 minggu sebelum hari H, Pak Jokowi hanya membutuhkan 2 hari untuk menjadwalkan kunjungannya. Hal inilah yang sangat membuat kalang kabut bagian protokoler yang harus menyiapkan segala sesuatunya untuk keperluannya tersebut. Untuk rombongan kendaraan kepresidenan, Pak Jokowi mengingikan rombongan tidak terlalu panjang dengan alasan menyebabkan kemacetan. Untukitu beliau mengeluarkan kebijakan kepada para pejabat dan gubernur digabungkan kedalam satu bus, daripada menggunakan kendaraan dinasnya masing-masing.
  3. Tidak terlalu protokoler, rundown acara yang telah di buat oleh tim protokoler kepresidenan tidak selalu dipatuhinya, karena sebelum menghadiri acara peresmian beliau menyempatkan untuk blusukan, itulah yang membuatnya telat untuk menghadiri acara. Berbeda dengan Pak SBY yang berlatar militer yang disiplin dengan waktu.

Kegemaran Pak Jokowi:
1.     Dengan energy yang seakan tidak pernah habis, blusukan hingga larut malam dan makan di kaki lima hingga tengah malam adalah hal yang biasa.
2.    Makanan yang harus disajikan untuk Pak Jokowi harus lah makanan local atau jajanan pasar. Makanan barat seperti pizza, salad dan lain lainnya tidak akan di santap leh beliau karena memang selera beliau “ndeso”.
#HumasPLNProject #PLNUdiklatBogor #SiswaPrajabatan

Selasa, 12 Juli 2016

PLN Ambil Alih Proyek PLTU JAWA 5


Rabu,13 Juli 2016—PT PLN (Persero) mengambil alih proyek PLTU Jawa 5 yang rencananya dibangun di Serang, Banten, dengan kapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW). PLTU Jawa 5 merupakan pembangkit terbesar dalam proyek 35.000 MW, setara dengan PLTU Batang. PLN berencana menunjuk anak usahanya untuk membangun PLTU Jawa 5. Ada 2 anak usaha PLN yang berpeluang ditunjuk, yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan PT Indonesia Power.
PLN mengambil alih proyek PLTU Jawa 5 dengan alasan karena tender akan memakan waktu yang sangat panjang, pembangunan PLTU Jawa 5 bisa tertunda sampai lebih dari 1 tahun. Proses lelang ulang bisa memakan waktu 8 bulan, belum termasuk menunggu pemenang lelang mendapat pembiayaan (financial closing). Apabila PLN langsung menunjuk PJB atau Indonesia Power tanpa lelang ulang, jadwal konstruksi PLTU Jawa 5 bisa dikejar. PLTU Jawa 5 ditargetkan bisa selesai dalam waktu sekitar 4 tahun, dan mulai beroperasi di 2019 atau 2020.
Anak usaha PLN tidak akan sendirian karena pembangunan PLTU Jawa 5 butuh dana sangat besar, diperkirakan mencapai Rp 30 triliun. Anak usaha PLN akan bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk membangun pembangkit 2.000 MW ini.

Perkembangan Perencanaan CSR Angkatan 53

Selasa, (12/7) Pembidangan Angkatan 53 tidak terasa sudah menginjak minggu ketiga yang berarti waktu kami di Udiklat Bogor tersisa 3 minggu lagi. Ini juga berarti bahwa deadline pelaksanaan CSR Angkatan 53 sudah semakin dekat, yakni tepatnya pada tanggal 24 Juli 2016. Sejauh ini, perencanaan CSR Angkatan 53 sudah mencapai beberapa kesepakatan.
Untuk penetapan program-program CSR, anggota organisasi pengurus CSR Angkatan 53 pada saat ini sudah menyepakati untuk menyelenggarakan program CSR berupa Taman Baca untuk anak-anak usia 6 sampai 12 tahun di sekitar wilayah Udiklat Bogor. Program Taman Baca untuk anak-anak ini dipilih dengan alasan karena Angkatan 53 ingin menumbuhkan hasrat membaca anak-anak yang mungkin pada era digital ini judah mulai pudar dengan munculnya teknologi-teknologi seperti gadget yang menyita waktu dan juga keinginan anak-anak untuk menghibur diri dengan membaca.
Pada pelaksanaannya yang jatuh pada tanggal 24 Juli, akan diawali dengan persemian Taman Baca terlebih dahulu. Pada saat peresmian, akan dilaksanakan juga lomba-lomba untuk anak-anak di sekitar wilayah Udiklat Bogor. Namun jenis-jenis lomba yang akan dilaksanakan masih akan didelegasikan lebih lanjut oleh anggota organisasi pengurus CSR.

Senin, 11 Juli 2016

Halal Bihalal PLN Pusat

Senin, 11 Juli 2016 - Masih berada dalam suasana kemeriahan hari raya Idul Fitri 1437 H, kantor PLN Pusat mengadakan acara Halal Bihalal bersama pegawai-pegawai di lingkungan PLN. Acara ini dihadiri oleh seluruh jajaran PT. PLN Persero. Mulai dari jajaran direksi termasuk Direktur Utama PT. PLN Persero, Sofyan Basir beserta jajaran staf direksi lainnya juga dengan seluruh pegawai-pegawai dan para karyawan kantor PLN Pusat.
Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.30 diawali dengan kegiatan salam-salaman antara jajaran direksi dengan seluruh pegawai dan karyawan PLN Pusat yang kemudian dilanjutkan dengan acara makan bersama. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan silaturahmi antar karyawan PLN Pusat. Dengan hubungan silaturahmi yang semakin kuat, memperkuat juga kerjasama antar karyawan PLN.

Kamis, 30 Juni 2016

Safari Ramadhan Udiklat PLN

Pelaksanaan Kegiatan Safari Ramadhan Bersama PT PLN di TMII
Kamis, (30/7) PLN mengadakan kegiatan rutin Safari Ramadhan di beberapa titik, salah satunya di Pusdiklat TMII Jakarta. Kali ini, kegiatan safari ramadhan mengusung tema “Ramadhan Bulan Pendidikan Membentuk Pribadi yang Profesional”. Kegiatan ini diadakan sebagai pesan bahwa PLN ingin membagikan kebaikan dengan anak-anak yatim di bulan suci ramadhan ini. Jadi bagaimana kegiatan Safari Ramadhan di TMII kali ini? Kami berkesempatan mewawancarai salah satu staff Pusdiklat TMII, Andi Zainuddin. Berikut petikan wawancaranya.
Bisakah Bapak ceritakan latar belakang diadakannya kegiatan safari ramadhan ini?
Kegiatan safari ramadhan ini adalah kegiatan rutin setiap bulan ramadhan yang dilaksanakan oleh PLN. Untuk berbagi kebaikan kepada sesama umat intinya. Kali ini kita mengusung tema “Ramadhan Bulan Pendidikan Membentuk Pribadi Profesional”. Maksud dari diambilnya tema ini adalah kita pada bulan ramadhan ini diharapkan tidak hanya berlatih menjadi orang yang beriman kuat namun juga pribadi yang profesional. Intinya menyeimbangkan hidup ya, antara agama dan bidang pekerjaan.
Apakah kegiatan safari ramadhan ini sudah pernah dilaksanakan di Pusdiklat TMII sebelumnya?
Kegiatan safari ramadhan ini kebetulan baru pertama kali dilaksanakan di Pusdiklat TMII ini ya. Kenapa? Karena ini ‘kan kegiatan safari ramadhan ya, jadi selalu berpindah-pindah tempatnya. Jadi kebetulan Pusdiklat TMII ini baru mendapat jatah giliran sebagai penyelenggara kali ini.
Menurut Bapak, apa manfaat yang bisa diperoleh dari pelaksanaan kegiatan safari ramadhan ini?
Manfaat yang bisa diperoleh sangat banyak ya. Kita bisa saling berbagi dengan anak-anak yatim yang sangat membutuhkan uluran tangan kita. Sebenarnya, kita juga sangat membutuhkan mereka (anak-anak yatim). Dengan adanya mereka, kita bisa menyalurkan sebagian rezeki kita. Kalau semua orang sudah makmur, siapa lagi yang bisa kita beri? Dari mana kita bisa mendapatkan pahala dengan berbagi? Jadi intinya seperti itu ya manfaatnya.
Apakah ada harapan dari Bapak untuk kegiatan safari ramadhan berikutnya?
Saya mengharapkan untuk kegiatan safari ramadhan bisa terus berjalan rutin setiap tahunnya, kemudian juga bisa memperbanyak lagi jumlah penerima santunan.
‪#‎HumasPLNproject‬

Rabu, 29 Juni 2016

35.000 MW Untuk Indonesia

Berdasarkan data PT PLN (Persero) per 29 Juni 2016, secara total 170 MW dari pembangkit listrik dari program 35.000 MW, atau 1%, sudah tahap Commercial Operation Date (COD) alias selesai dibangun dan telah beroperasi penuh.
Kemudian sebanyak 8.150 MW atau 22% pembangkit listrik sudah tahap konstruksi atau sedang dibangun. Sebanyak 9.680 MW atau 26% sudah melakukan perjanjian jual-beli listrik dengan PLN, atau Power Purchase Agreement (PPA), tapi belum konstruksi.
Lalu 10.605 MW atau 29% sedang dalam proses pengadaan, dan 8.080 MW atau 22% di tahap perencanaan. Bila dibagi berdasarkan regional, berikut rincian realisasi program 35.000 MW per hari ini:
Jawa-Bali
• COD 0 (0%)
• Konstruksi 6.628 MW (32%)
• Belum konstruksi 5.600 MW (27%)
• Pengadaan 6.300 MW (30%)
• Perencanaan 2.250 MW (11%)
Sumatera
• COD 33 MW (0,4%)
• Konstruksi 822 MW (9%)
• Belum konstruksi 3.079 MW (32%)
• Pengadaan 2.183 MW (23%)
• Perencanaan 3.515 MW (36%)
Kalimantan
• COD 12 MW (1%)
• Konstruksi 300 MW (14%)
• Belum konstruksi 600 MW (28%)
• Pengadaan 605 MW (28%)
• Perencanaan 640 MW (30%)
Sulawesi dan Nusa Tenggara
• COD 109 MW (3%)
• Konstruksi 400 MW (11%)
• Belum konstruksi 299 MW (8%)
• Pengadaan 1.205 MW (33%)
• Perencanaan 1.605 MW (44%)
Maluku dan Papua
• COD 16 MW (3%)
• Konstruksi 0 (0%)
• Belum konstruksi 102 MW (20%)
• Pengadaan 310 MW (62%)
• Perencanaan 70 MW (14%)

Sembari menjalani masa Diklat Prajabatan, selain belajar materi tentang pembidangannya siswa Muslim PLN Udiklat Bogor di Bulan Ramadhan ini juga melaksanakan Tadarus Al Quran. Untuk kehidupan yang lebih baik‪#‎pln53‬ ‪#‎HumasPLNproject‬


Senin, 27 Juni 2016

Ciracas (28/6) Melalui badan amil zakat PLN (Lazis), PLN mengadakan acara "Berbagi Sembako untuk 15.000 Dhuafa" yang disebar ke 15 titik. Untuk di daerah Ciracas, acara dihadiri oleh 600 masyarakat sekitar Masjid Baitul Mutakhin. ‪#‎HumasPLNProject‬ ‪#‎PLNPeduli‬

Sepotong Kisah Kerja Keras Pak Zuhri

210 km dari kota terdekat, 4-5 jam perjalanan kira-kira letak lokasi kerja Pak Zuhri. 500 penduduk yang mendiami wilayah pedalaman tersebut adalah warga Indonesia yang memiliki hak yang sama dalam menerima hak sebagai WNI.
Pak Zuhri berangkat pagi-pagi buta menuju tempat ia kerja. tepat jam 6 pagi ia mulai mematikan aliran listrik di wilayah tersebut.
Menerima komplain dan memecahkan masalah adalah kegiatan sehari-hari Pak Zuhri. Siang sampai malam ia harus selalu siap melakukannya. Dengan bekal motor tua ia menjelajahi jalanan pedesaan yang terjal dan berbatu dengan membawa peralatan yang tidak boleh tertinggal. jam 6 petang, Pak Zuhri harus bergegas menyalakan kembali aliran listrik.
Pak Zuhri dan 4 asistennya siap melayani kebutuhan masyarakat setiap hari, di setiap sudut desa.
itulah Pak Zuhri,  karyawan PLN yang berjuang melayani masyarakat, demi menerangi Indonesia. Dengan mengandalkan diesel, ia terangi 500 pelanggan, demi kehidupan yang lebih baik.

Cerita dari Ibu Ida Wardani, Deputi Manager Internal Public Relations PLN

Rabu, 20 Januari 2016

7 Konsep Kunci Komunikasi Organisasi Goldhaber

Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Goldhaber dalam Muhammad, 2009:67). Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian. Masing-masing konsep kunci ini dijelaskan secara ringkas sebagai berikut.
1.   Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling mengukur pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.
2.   Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran itu nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Simbol-simbol yang digunakan dalam pesan dapat berupa verbal dan nonverbal.
Dalam komunikasi organisasi kita mempelajari ciptaan dan pertukaran pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam organisasi ini dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi, yang berhubungan dengan bahasa, penerima yang dimaksud, metode difusi dan arus tujuan dari pesan.
Pengklasifikasian pesan menurut bahasa dapat pula dibedakan atas pesan verbal dan noverbal. Pesan verbal dalam organisasi misalnya seperti surat, memo, pidato, percakapan. Sedangkan pesan nonverbal dalam organisasi terutama sekalo yang tidak diucapkan atau tidak ditulis seperti, bahasa gerakan badan, sentuhan, nada suara, ekspresi wajah dan sebagainya.
Klasifikasi pesan menurut penerima yang diharapkan dapat pula dibedakan atas pesan internal dan eksternal. Pesan internal khusus dipakai karyawan dalam organisasi misalnya, memo, bulletin dan rapat-rapat. Sedangkan pesan eksternal adalah untuk memenuhi kebutuhan organisasi sebagai sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan masyarakat umum. Pesan eksternal ini misalnya iklan, usaha hubungan dengan masyarakat, usaha mengenai penjualan atau pelayanan.
Beberapa pengklasifikasian pesan yang lain adalah menurut bagaimana pesan itu disebarluaskan, yaitu dengan perangkat keras seperti televisi, telepon, radio dan sebagainya,  atau dengan perangkat lunak seperti surat, nota, lpaporan atau hal-hal lisan seperti rapat, obrolan, interaksi dan lain sebagainya. Pengklasifikasian pesan yang lain yaitu berdasarkan tujuan daripada pengiriman dan penerimaan pesan. Atau dengan kata lain mengapa pesan dikirim dan diterima dalam organisasi (Redding dalam Muhammad, 2009:70).
Ada klasifikasi pesan yang lain daripada apa yang dikemukakan Redding ini yaitu yang dikemukakan Thayer. Thayer mengemukakan empat fungsi pesan khusus dari arus pesan dalam organisasi yaitu; untuk memberi informasi, untuk mengatur, untuk membujuk dan untuk mengintegrasikan. Pesan informasi dan membujuk adalah bersamaan maksudnya dengan pesan tugas bagi Redding. Sedangkan pesan yang untuk mengatur, sama maksudnya dengan pesan pemeliharaan dari Redding dan klasifikasi pesan mengintegrasikan hampir sama dengan pesan kemanusiaan bagi Redding.
3.   Jaringan
Organisasi terdiri dari satu satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi.
Jaringan komunikasi dapat dilihat dari dua prespektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi ini merupakan sistem komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu irang ke orang lain. Kedua, jaringan komunikasi dapat dipandang sebagai struktur formal yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi (Wiryanto, 2006:60).
Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang, atau keseluruhan organisasi. Hakikat dan luas dari jaringan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dari arus pesan, dan isi dari pesan. Masing-masing faktor yang mempengaruhi jaringan komunikasi ini sebagai berikut.
Peranan tingkah laku dalam suatu organisasi menentukan siapa yang menduduki posisi atau pekerjaan tertentu baik dinyatakan secara formal maupun tidak formal. Faktor kedua yang mempengaruhi hakikat dan luas jaringan komunikasi adalah arah dan jaringan. Secara tradisional ada tiga klasifikasi komunikasi kepada atasan dan komunikasi horizontal.
Faktor terakhir yang mempengaruhi jaringan komunikasi adalah proses serial dari pesan. Proses serial ini adalah suatu istilah komunikasi yang maksudnya selangkah demi selangkah atau dari orang kepada orang lain. Pesan yang dikirmkan secara berantai tidak akan diterima secara persis sama sampainya kepada orang yang dituju. Adakalanya pesan itu hilang sebagian dijalan atau tidak lengkap, adakalanya ditambah-tambah sehingga artinya mungkin jauh berbeda atau berubah. Makin seri yang dilalui pesan, makin banyak kemungkinan pesan itu ditambah atau hilang atau dipertajam.
4.   Keadaan Saling Tergantung
Konsep kunci komunikasi organisasi keempat adalah keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi.
Begitu juga halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu organisasi saling melengkapi. Implikasinya, bila pimpinan membuat suatu keputusan dia harus memperhitungkan implikasi keputusan itu terhadap organisasinya secara menyeluruh.
5.   Hubungan
Konsep kunci yang kelima dari komunikasi organisasi adalah hubungan. Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata-kata lain jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia. “Keefektifan hubungan antarpribadi ditentukan oleh kemampuan dalam mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin disampaikan, menciptakan kesan yang diinginkan, atau bagaimana mempengaruhi orang lain” (Supratiknya, 1995:24).
Sikap, skill, moral dari seorang pengawas misalnya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungan yang bersifat organisasi. Hubungan manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan di antara dua orang atau dyadic sampai kepada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dalam kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi.
6.   Lingkungan
Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.  Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Yang termasuk lingkungan internal adalah personalia (karyawan), staf, golongan fungsional dari organisasi, dan komponen organisasi lainnya seperti tujuan, produk dan sebagainya. Sedangkan lingkungan eksternal dari organisasi adalah langganan, leveransir, saingan dan teknologi (Muhammad, 2009:74).
7.   Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian ini organisasi menciptakan dan menukar pesan di antara anggota, melakukan suatu penelitian, pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang kompleks dengan integrasi yang tinggi. Ketidakpastian dapat disebabkan oleh terlalu sedikit informasi yang diperlukan dan juga karena terlalu banyak yang diterima.
Sumber:
  1. Muhammad, Arni, 2004, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta
  2. Supratiknya, A, 1995, Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi, Kanisius, Yogyakarta
  3. Wiryanto, 2006, Ilmu Komunikasi, Grasindo, Jakarta

Komunikasi Organisasi

Redding dan Sanborn (dalam Muhammad, 2009:65) mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan dan bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan ke atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level atau tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.
Onong U. Effendy (dalam Suprapto, 2011:105) menyatakan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. Karena komunikasi dalam organisasi mempunyai hubungan dengan satu atau lebih dimensi-dimensi struktur organisasi (misalnya peranan, status, kompleksitas teknologi, pola-pola otoritas, dan sebagainya). Komunikasi organisasi dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi , tetapi lebih kepada anggotanya secara individual (Wiryanto, 2006:55).
Perbedaan konseptual mengenai komunikasi organisasi ini terlihat dalam fenomena. Down dan Larimer mengemukakan 21 bidang yang diajarkan dalam mata kuliah komunikasi organisasi yaitu komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan, teori organisasi, komunikasi horizontal, pembuatan keputusan, komunikasi kelompok kecil, kepemimpinan, teknik penelitian, motivasi, interview, perubahan dan inovasi, pengelolaan konflik, pengembangan organisasi, teknik konferensi, teori manajemen, latihan konsultasi, mendengar, kepuasan kerja, berbicara di muka umum, menulis dan latihan yang sensitif.
Organisasi sebagai kerangka (framework) menunjukkan adanya pembagian tugas antara orang-orang di dalam organisasi itu dan dapat diklasifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang dipimpin (Effendy, 2009:122). Komunikasi internal dibagi menjadi dua dimensi, yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
a.    Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri dari downward communication dan upward communication, adalah komunikasi dari pemimpin kepada bawahan atau dari bawahan kepada pemimpin secara timbal balik (two way traffic communication). Jalan pemikiran manusia yang menjalankannya menentukan suksesnya proses komunikasi yang berdasarkan frame of reference dari masing-masing pelaku komunikasi (Effendy, 2009:36).
b.    Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota sraf dengan anggota staf, karyawan dengan sesama karyawan, dan sebagainya. Komunikasi horizontal cenderung tidak formal, oleh karenanya desas-desus sangat cepat menyebar baik tentang pimpinan maupun tentang kolega. Desas-desus ini yang bisa berkembang menjadi konflik dalam organisasi.
Komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan. Analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan. Sistem tersebut menyangkut pertunjukan dan penafsiran pesan di antara lusinan atau bahkan ratusan individu pada saat yang sama yang memiliki jenis-jenis hubungan berlainan yang menghubungkan yang pikiran, keputusan dan perilakunya diatur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi, dan “aturan-aturan”, yang mempunyai gaya berlainan dalam berkomunikasi, mengelola, dan memimpin, yang dimotivasi oleh kemungkinan-kemungkinan yang berbeda, yang berada pada tahap perkembangan berlainan dalam berbagai kelompok yang mempersepsi iklim komunikasi berbeda; yang mempunyai tingkat kepuasan berbeda dan tingkat kecukupan informasi yang berbeda pula; yang lebih menyukai dan menggunkan jenis, bentuk dan metode komunikasi yang berbeda dalam jaringan yang berbeda; yang mempunyai tingkat ketelitian pesan yang berlainan; dan yang membutuhkan penggunaan tingkat materi dan energi yang berbeda untuk berkomunikasi efektif (Pace dan Faules, 2006:33).
Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi ini tapi dari semuanya itu ada beberapa hal yang umum yang dapat disimpulkan yaitu:
  1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal
  2. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.
  3. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilan atau skilnya.


Dilihat dari prespektif manajemen, organisasi merupakan elaborasi sekelompok saluran-saluran yang saling berhubungan, dirancang untuk mengumpulkan, dan menganalisis menyaring informasi. Komunikasi menyediakan alat-alat untuk pengambilan keputusan, melaksanakan keputusan menerima umpan balik an mengoreksi tujuan serta prosedur organisasi. “Apabila komunikasi berhenti maka aktivitas organisasi akan berhenti. Dengan demikian tinggallah kegiatan-kegiatan individu yang tidak terorganisasi”(Suprapto, 2011:106).

Sumber: 
  1. Wiryanto, 2006, Ilmu Komunikasi, Grasindo, Jakarta
  2. Suprapto, Tommy, 2011, Pengantar Ilmu Komunikasi dan Peran Manajemen dalam Komunikasi, CAPS, Yogyakarta
  3. Effendy, Onong U, 2009, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung
  4. Muhammad, Arni, 2004, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta