Senin, 01 Agustus 2016

Siswa Prajabatan PLN Udiklat Bogor Siap Sulap Poskamling Jadi Pos Pintar

Bogor, 31 Juli 2016 - PLN semakin menunjukkan eksistensinya sebagai BUMN yang peduli dengan pendidikan, dimana pada Minggu (31/7) para siswa Prajabatan PLN Udiklat Bogor Angkatan 53 menggelar program CSR bertajuk “Terangi Bangsa dengan Membaca” yang didukung oleh PLN Peduli. Target utama dari program CSR ini adalah anak-anak di Desa Cibogo, Kecamatan Megamendung yang merupakan warga wilayah sekitar Udiklat PLN Bogor. Program yang diselenggarakan tepatnya di Poskamling RW 06 Cibogo ini dilaksanakan mulai dari kegiatan pengadaan dan peresmian tempat baca mini bernama Pos Pintar, sosialisasi pengenalan listrik, lomba cerdas cermat dan mewarnai hingga acara hiburan seperti games dan musik.
Pos pintar sendiri merupakan perpustakaan mini berlokasi di Poskamling RW 06, yang diharapkan dapat menjadi sarana anak-anak untuk meningkatkan interaksinya dengan buku melalui aktivitas membaca. Pos pintar tersebut terdiri dari sejumlah buku pengetahuan anak-anak, dan buku cerita anak-anak. Puncak kegiatan adalah dilakukannya peresmian Pos Pintar oleh Deputi Manajer bidang pengajaran Udiklat Bogor, Elan Suherlan.
Maulana Ocky selaku Ketua Panitia CSR Angkatan 53 menuturkan bahwa program CSR tersebut adalah upaya dari para siswa prajabatan yang didukung oleh PLN Peduli untuk mengadakan sebuah tempat baca yang berlokasi di sebuah poskamling. Menurunnya habit membaca anak-anak, khususnya di RW 06 Desa Cibogo secara khusus menjadi pertimbangan utama mengapa para siswa prajabatan angkatan 53 Udiklat Bogor menaruh ketertarikan pada persoalan pendidikan. “Relasi anak dengan buku dan aktivitas membaca sendiri dikalahkan oleh ketertarikan anak pada gadget. Padahal, buku dan membaca menjadi cara sederhana seorang anak bisa belajar,” ungkapnya.
Selain sebagai sarana bagi anak-anak untuk meningkatkan pengetahuan, pengadaan Pos Pintar ini juga bertujuan sebagai sarana pelatihan bagi siswa prajabatan dalam melaksanakan program CSR perusahaan, kemudian juga untuk membangun relasi antara siswa prajabatan 53 dengan warga sekitar Udiklat Bogor, serta meningkatkan kebiasaan membaca anak-anak sekitar Udiklat Bogor.

#SiswaPrajabatan #PLNUdiklatBogor #CSRAngkatan53 #HumasPLNProject

Kamis, 28 Juli 2016

Site Visit Laboraturium Udiklat Bogor


     Siswa PLN pembidangan humas angkatan 53 Hari Kamis (28/7) ini melakukan site visit di Laboratorium Udiklat Bogor. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari materi yang ditujukan bagi calon pegawai-pegawai PT PLN (Persero), dimaksudkan agar mampu mengenali PLN lebih jauh sebelum benar-benar diangkat menjadi pegawai PLN.
     Bersama Bapak Yahya Santoso selaku instruktur yang membimbing kami,pagi itu kegiatan dimulai dengan penjelasan dari beliau tentang proses listrik dari pembangkitan, transmisi hingga didistribusikan kepada pelanggan. Penjelasan berlangsung seru dan tidak membosankan, beliau mampu mengangkat suasana saat itu, memberi penjelasan disertai dengan candaan-candaan khas beliau. Sampai tiba saatnya waktu untuk istirahat.
     Pukul 13:30 kami mulai keluar dari kelas dengan membawa buku catatan seperlunya dan juga kamera. Perjalanan kami dimulai dari Gedung Soetomo. Di sana merupakan gedung yang menyimpan berbagai alat penampang dan perlengkapan mengenai transmisi. Di luar gedung terdapat banyak macam trafo, yaitu alat pengatur tegangan listrik yang biasa ditempatkan di jalur transmisi. Berguna untuk menurunkan tegangan di gardu induk listrik. Trafo juga terdiri dari trafo step up dan trafo step down. Trafo step up berguna untuk menaikkan tegangan, biasa digunakan di gardu induk yang berasal dari pembangkit. Sedangkan trafo stepdown berguna untuk menurunkan tegangan, biasa digunakan di gardu induk yang menuju gardu distribusi.
     Masih di gedung yang sama, kami juga dijelaskan mengenai gardu pengatur beban milik Udiklat Bogor. Di dalam ruangan yang kira-kira berukuran 3x3 itu, terdapat trafo, sekring dan saklar. Mendengar namanya, ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi yang sering kami lihat di rumah. Sekring dan saklar di sini berukuran besar, karena harus mengatur tegangan yang cukup tinggi untuk menyuplai Udiklat Bogor, yaitu sebesar 20000 volt atau 20KV. Dari 20KV listrik tersebut, masuk ke gardu yang berukuran 3x3 itu diturunkan menjadi 400 volt, dan distribusikan ke seluruh bangunan dan infrastruktur Udiklat Bogor yang membutuhkan listrik. Udiklat Bogor menggunakan 3 fasa, jadi jika salah satu atau bahkan dua fasanya mati, aliran listrik di Udiklat Bogor tidak akan “mati lampu”.
     Kemudian kami melanjutkan menuju Gedung Soetami. Gedung itu merupakan laboratorium pembangkit.  Terdapat mesing penggerak/pembangkit berupa diesel yang ukurannya cukup besar, mungkin sebesar bis kota yang biasa kami lihat. Kekuatannya adalah 10 silinder, yang mampu bergerak dan mampu menghasilkan listrik maksimal 4 MW. Besar kecilnya listrik yang dihasilkan, bergantung dengan besar generator yang digerakkannya. Mesin itu berbahan bakar solar industri, yang lebih kental dari solar biasa. “Sekali menyala dalam waktu kurang dari satu menit, sudah mampu menghabiskan solar sebanyak 100 liter”, ungkap Bapak Yahya saat itu.
     Di tempat itu juga terdapat berbagai piranti pendukung di tempat pembangkitan seperti mesin turbo charger, dan berbagai pernik instalasi yang disematkan di mesin-mesin pembangkit PLN. Di akhir pertemuan, kami dihadapkan pada dua buah diesel caterpillar yang berguna sebagai back up tenaga listrik jika aliran yang berasal dari jaringan transmisi PLN mati. Diesel itu otomatis akan menyala dan mengaliri listrik ke seluruh wilayah Udiklat Bogor. Sebelum kami mengakhiri perjalanan waktu itu, Bapak Yahya Santoso berkenan menunjukkan kepada kami bagaimana diesel bekerja. Beliau bersedia menghidupkan mesin tersebut. Dengan bantuan dua staf nya, diesel tersebut beroprasi. Mengeluarkan bunyi khas Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, bunyi yang keras dan juga bau asap hasil emisi dari mesin tersebut.
     Dengan berakhirnya perjalanan di Gedung Soetami tersebut, berakhir pula perjalanan site visit kami hari itu. Kami menyempatkan berfoto-foto di ruangan pembangkit yang penuh dengan mesin-mesin besar tersebut. Dan tak lupa kami juga mengajak foto bersama Bapak Yahya Santoso, sebelum berpamitan dan mengakhiri kelas hari itu.

#HumasPLNproject #SiswaPrajabatan #UdiklatBogor

Rabu, 27 Juli 2016

PLN Mulai Gunakan Tenaga Sampah Sebagai Sumber Energi Listrik

Peduli dengan sampah kota Surabaya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL) berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) yang berasal dari sampah menggunakan teknologi Zero Waste dengan kapasitas 8,31 Mega Watt (MW). Penandatanganan ini dilakukan oleh General Manager Distribusi Jawa Timur Yugo Riatmo dengan PT Sumber Organik, dan disaksikan oleh Pemerintah Kota Surabaya yang diwakili Kepala Dinas Pertambangan serta Direktur PLN Regional Jawa Timur dan Bali, Amin Subekti.
Penandatangan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo Tahap 2 kapasitas 8,31 MW dilaksanakan disela-sela kegiatan Rapat Koordinasi PLN Regional Jawa Bagian Timur dan Bali (PLN JBTB) di Madiun (19/7/2016). Benowo tahap 2 yang direncanakan beroperasi tahun 2019 merupakan kelanjutan Benowo tahap 1 kapasitas 1,65 MW yang sudah beroperasi sejak 30 November 2015 lalu.
Selain itu dalam acara yang sama juga dilakukan Penandatanganan Berita Acara Financial Date untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Lodagung 1,3 MW – Wlingi, Kabupaten Blitar antara PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur dengan Perum Jasa Tirta I (PJT I).
Tidak hanya itu, dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan PJBL Excess Power dari Pembangkit Listrik Pabrik Gula Pesantren Baru dengan teknologi Co Generation kapasitas 3 MW milik PT Perkebunan Nusantara X di Kediri.
Dengan ditandatanganinya PJBL ini, secara keseluruhan PLN Distribusi Jawa Timur telah bekerjasama membangun Pembangkit EBT sebesar  15,79 MW, meliputi PLTSa Benowo Surabaya 8,31 MW, PLTSa Benowo 1 sebesar 1,65 MW menggunakan teknologi Sanitary Landfill, Excess Power Kediri 3 MW, PLTM Pacet Mojokerto 1,5 MW, PLTM Lodagung sebesar 1,3 MW dan PLTM Seloliman Excess Power Mojokerto sebesar 30 Kilo Watt (kW).
Direktur Bisnis Regional Jawa Timur dan Bali, Amin Subekti dalam keterangan resmi menuturkan bahwa penandatanganan ini sebagai wujud nyata pemanfaatan EBT yang menjadi salah satu fokus PLN Sesuai dengan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Sementara itu, terkait pasokan listrik di Jawa Timur saat ini mencapai 8600 MW dengan beban puncak sebesar 6000 MW, artinya saat ini Jawa timur mengalami surplus sebesar 2600 MW. Secara sistem kelistrikan Jawa timur saat ini masuk kedalam sistem interkoneksi listrik Jawa Bali.

#HumasPLNProject #UdiklatBogor #SiswaPrajabatan

Senin, 25 Juli 2016

Proyek Baru Disiapkan Untuk Lebih Menerangkan Bangsa

Adanya sebuah peningkatan yang signifikan dalam hal kapasitas listrik yang direncanakan untuk pengadaan di tahun 2025. Langkah ini diambil untuk menarik investor di pasar listrik dengan membangun independent power producers (IPP) baru.
Dalam versi final Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), PLN mendapatkan jatah tambahan 80,5 gigawatt dalam sembilan tahun ke depan, naik dari 70.4 pada draft sebelumnya.
Direktur Perencanaan Perushaan PLN, Nicke Widyawati mengatakan perusahaan telah memutuskan untuk memperluas angka karena beberapa faktor , termasuk kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan industri lokal dan mengakomodasi sasaran energi baru dan terbarukan.
Peningkatan kapasitas ini sebagian besar disebabkan oleh fakta dilapangan bahwa kita harus memenuhi target 19,6 persen dari listrik yang dihasilkan oleh sumber-sumber baru dan terbarukan pada tahun 2025, ” tambahnya , Jumat
Menurut RUPTL tersebut , listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 14,5 GW dan listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga panas bumi harus mencapai 6,1 GW . Listrik yang bersumber dari sumber-sumber baru dan terbarukan lainnya juga diperkirakan akan meningkat menjadi 1,9 GW .
Tingkat elektrifikasi nasional mencapai 55.528 MW pada akhir 2015, 70 persen dari yang dikembangkan oleh PLN , sementara sisanya dikembangkan oleh IPP dan utilitas listrik swasta.
Setelah serangkaian perbedaan pendapat tentang RUPTL tersebut , Presiden Joko ” Jokowi ” memerintahkan PLN untuk memungkinkan keterlibatan lebih dari sektor swasta dan untuk mengembangkan sumber energi baru dan terbarukan .
Sementara itu, Direktur Eksekutif  Institute for Essential Services Reform ( IESR ), Fabby Tumiwa setuju bahwa kapasitas listrik yang lebih besar pasti akan menarik lebih banyak investor swasta , terutama karena teknologi energi baru dan terbarukan yang menjadi jauh lebih murah dan lebih kompetitif.

Jumat, 22 Juli 2016

Catatan Singkat Siswa Prajabatan Humas PLN ke Tanah Merah

Pagi itu Rabu 20 Juli 2016, kami 16 Siswa Prajabatan Humas PLN melaksanakan pembelajaran di Distribusi Jakarta Raya (Disjaya). Kami mendapatkan tugas untuk melakukan liputan lapangan di empat tempat di Jakarta, antara lain adalah di Kantor Distribusi (KD), Area Menteng, Area Bandengan dan Area Tanjung Priok. Siswa Prajabatan Humas PLN 53 dibagi menjadi empat kelompok, beberapa dari kami mendapatkan jatah untuk meliput di Area Tanjung Priok, dan Kali ini kami akan berbagi tentang pengalaman liputan kami di Area Tanjung Priok.
Sampai di kantor Area Tanjung Priok, kami disambut oleh Pak Dwi selaku penanggungjawab P2TL  untuk Area Tanjung Priok. Di sana kami fokus berdiskusi tentang kompleksnya permasalahan di Tanah Merah. Mulai dari penyambungan listrik yang illegal, hingga konflik kepemilikan tanah. Dan saat itu kami tertarik dengan banyaknya warga Tanah Merah yang terkena P2TL. Setelah dirasa cukup, kami ditugaskan untuk turun langsung ke lapangan meliput ke Tanah Merah yang kebetulan waktu itu sedang ada kegiatan pemutusan listrik oleh petugas PLN.
Sesampainya di Tanah Merah, kami disambut dengan jalan berlubang dan genangan air bekas hujan yang masih terperangkap. Banyak terlihat rumah warga yang tidak memiliki meteran listrik, dan tumpukan-tumpukan sampah yang sudah tidak baru lagi. Banyak warga berkerumun melihat kedatangan kami dengan baju hitam putih berdasi lengkap dengan sepatu pantofel. Kami mencoba menyapa warga dengan pendampingan Bapak Irwan pegawai PLN dari Area Tanjung Priok yang tahu banyak tentang permasalahan listrik di Tanah Merah.
Kami menemui beberapa petugas pelaksana teknis PLN yang didampingi oleh petugas kepolisian. Ada lebih dari 10 petugas pelaksana teknis yang bertugas saat itu. Mereka melakukan pemutusan sambungan bagi warga yang belum telah melewati masa tenggang dari pelaksanaan P2TL, dan juga melakukan pemantauan kondisi listrik sambungan-sambungan listrik warga yang malang melintang di gang-gang kampung di Tanah Merah. Selain itu, petugas juga menerima pendaftaran bagi warga yang ingin langsung mendaftarkan diri sebagai pengguna listrik yang sah dan sesuai dengan aturan Negara. Yaitu memasang meteran, dan membayar sejumlah uang untuk menjaga agar aliran listrik tetap mengalir.
Warga Tanah Merah hampir 100% adalah warga pendatang dari luar daerah, bahkan dari luar Pulau Jawa. Pak Nursalim salah satu warga Tanah Merah asal Nusa Tenggara Barat, sudah menetap di Tanah Merah sejak tahun 1999. Beliau termasuk salah satu dari beberapa warga yang memulai dibangunnya pemukiman warga di Tanah Merah. Dinding triplek dan bambu adalah bahan utama pembangunan. Meskipun kini sudah banyak juga warga yang membangun rumahnya secara permanen.
Ketika ditemui saat itu, Pak Nursalim mendaftarkan diri untuk pasang baru. Kami tanyakan kenapa beliau baru memutuskan untuk pemasangan sekarang, beliau mengungkapkan ada rasa trauma karena beberapa kali ditipu oleh oknum yang mengaku bisa memasangkan listrik secara legal yang ternyata uang yang dibayarkan dibawa kabur dan entah dimana. Beliau baru berani memasang setelah ada kesepakatan dengan seluruh warga yang dipimpin oleh ketua RT setempat.
Setelah beberapa saat berinteraksi dengan warga dan melihat keadaan sekitar, kami memutuskan untuk mengakhiri perjalanan siang itu. Dan kami kembali berjalan menuju kendaraan kami untuk melaksanakan perjalanan menuju Area Tanjung Priok.

Banyak hal yang bisa kami pelajari di sana, utamanya tentang perjuangan hidup dan bagaimana mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan dalam kehidupan kita. Masih banyak saudara kita di luar sana yang hidup dengan penuh kesederhanaan, dan perlu perjuangan keras untuk bertahan hidup. Mereka melakukan penyambungan illegal bukan semata-mata niat untuk membebaskan diri dari kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia, namun karena sengketa tanah yang mereka tinggali dan tak kunjung usai, hingga menarik masalah-masalah lain dan menjadi masalah yang kompleks di kompleks Tanah Merah. Bersyukurlah kawan…
#HumasPLNProject #SiswaPrajabatan #PLNUdiklatBogor #PLN53

Rabu, 20 Juli 2016

PLN Disjaya Gencar Meminimalisir Pencurian Listrik

Kamis, 21 Juli 2016 - Pencurian listrik oleh oknum-oknum masyarakat masih marak terjadi. Pencurian listrik ini memiliki modus yang bermacam-macam, namun tujuannya sama yakni agar tagihan penggunaan listrik menjadi lebih murah. Selain pencurian, cukup banyak juga masyarakat yang tidak membayar tagihan listrik meskipun telah menjadi pelanggan dan menggunakan listrik yang disalurkan oleh PT PLN (Persero).
PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) hingga saat ini terus gencar dalam meminimalisir terjadinya pencurian listrik. Beberapa solusi nyata juga telah dicanangkan dalam memberantas pencurian listrik. Salah satu diantaranya adalah pemasangan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). Pencurian listrik dan pemasangan listrik yang asal-asalan oleh para pedagang kaki lima menjadi alasan Disjaya untuk memasang SPLU tersebut. Beberapa SPLU yang akan dipasang antara lain di daerah kompleks rusun Dakota dan Cengkareng.
Dalam memerangi permasalahan pencurian listrik ini, PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) memiliki cara-cara untuk mengetahui siapa pelaku pencurian listrik. Manajer Komunikasi, Hukum dan Administrasi PLN Disajaya Aries Dwiyanto mengungkapkan bahwa Disjaya kerap mendapatkan laporan dari masyarakat mengenai adanya pencurian listrik. Selain itu, Disjaya juga sering melakukan inspeksi dadakan dengan cara memeriksa langsung secara random pengguna atau pelanggan listrik yang sebelumnya memang sudah dicurigai.
Kecurigaan pada pelanggan bisa muncul dengan adanya indikasi-indikasi tertentu seperti tagihan penggunaan listrik yang lebih kecil dari konsumsi listrik. "Kita tahu listrik yang keluarkan sekitar 1 juta Kwh ternyata yan masuk (dibayar) cuma 700 KWh, di situ ada listrik ilegal, kami operasi di situ," tutur Aris yang dilansir oleh liputan6.com.
Selain itu, ada juga kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Disjaya dalam rangka memerangi pencurian listrik yakni dengan apel Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) terus dilakukan secara rutin oleh PLN Disjaya, mengingat bahaya dan dampak buruk yang disebabkan oleh penyalahgunaan listrik. Dalam kegiatan ini, PLN akan melihat sekaligus mengevaluasi kesiapan para mitra kerja yang akan melaksanakan kegiatan P2TL kepada sekitar 800 ribu pelanggan pada tahun 2016.

Pentingnya Peran HUMAS Disetiap Kegiatan PLN

Rabu, 20 Juli 2016 – Dalam beberapa kondisi, Humas memiliki peran sebagai jembatan antara Perusahaan dan berbagai pihak baik internal maupun eksternal. Humas merupakan berperan vital dalam kegiatan utamanya komunikasi. Akan tetapi pada dasarnya setiap pegawai adalah humas bagi perusahaannya. Salah satu pegawai senior PLN, Ade Samsul selaku Asisten Manager Jaringan Area Bandengan mengungkapkan bahwa sejatinya semua pegawai PLN merupakan humas untuk PLN sendiri.
Dalam kinerjanya beliau memiliki pandangan bahwa humas tidak hanya bertugas ketika perusahaan sedang mengalami kendala. “Humas juga berperan dalam melakukan langkah preventif untuk melindungi perusahaan. Melakukan kegiatan pencegahan disamping mengatasi krisis yang sedang terjadi.” begitu ungkap beliau. Perlunya langkah negosiasi berserta manuver humas dalam memudahkan kinerja pelaksana di lapangan sangat diperlukan demi lancarnya sebuah proyek yang dilaksanakan oleh PLN.
Beliau menceritakan pengalaman bahwa, perlu berkoordinasi dengan baik kepada setiap pihak yang terkait dalam segala kegiatan pln terutama terkait dengan proyek seperti dengan pemerintah ataupun masyarakat. Sehingga kegiatan usaha tidak menyalahi aturan pemerintah dan menggangu masyarakat.

#HumasPLNProject #UdiklatBogor #SiswaPrajabatan